Lonjakan Kinerja Emiten Grup Bakrie (BRMS), Intip Kans Dividen dan Target Saham

Nur Hana Putri Nabila
26 November 2025, 14:01
PT Dairi Prima Mineral, salah satu satu aset PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)
website BRMS
PT Dairi Prima Mineral, salah satu satu aset PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kinerja emiten Grup Bakrie PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) kian bergeliat. Bahkan saham BRMS telah melonjak hingga mencapai 183,24% secara year to date (ytd). Tak hanya itu, saham emiten pertambangan emas itu juga naik 0,51% ke Rp 980 pada perdagangan saham sesi pertama hari ini Rabu (26/11) dengan kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 138.95 triliun. 

Sentimen positif ditambah dengan masuknya Bumi Resources Minerals masuk ke dalam indeks bergengsi Morgan Stanley Capital International (MSCI) kategori MSCI Global Standard. Kemudian BRMS dan dan entitas anak usahanya PT Citra Palu Minerals (CPM) dapat pinjaman US$ 625 juta atau sekitar Rp 10,44 triliun (kurs Rp 16.709 per dolar AS).  

Lalu bagaimana prospek kinerja hingga target harga saham BRMS?

Berdasarkan riset Mandiri Sekuritas, BRMS memiliki portofolio aset mineral yang solid menggenggam 5,5 juta ons cadangan emas, terbesar keempat di Indonesia. Aset utama perseroan, Citra Palu Mineral, mencatat pertumbuhan cadangan signifikan dari 0,6 juta ons pada 2021 menjadi 3,5 juta ons pada 2024 atau setara CAGR 81%.

Mandiri Sekuritas memperkirakan BRMS memasuki fase pertumbuhan tinggi dengan produksi emas berpotensi tumbuh 30% CAGR pada 2024–2029. Katalis utamanya yakni kenaikan kapasitas pengolahan dari 1,6 juta ton per tahun pada 2024 menjadi 2,4 juta ton per tahun mulai 2026. Lalu dimulainya penambangan bawah tanah pada 2028, yang memiliki kadar bijih jauh lebih tinggi (3,5–4,9 g/t) dibanding tambang terbuka (1,3–1,7 g/t). 

Selain emas, BRMS juga memiliki potensi kenaikan tambahan dari monetisasi aset tembaga melalui Gorontalo Minerals (GM), yang memiliki sumber daya 1,9 juta ton tembaga dan 5,2 juta ons emas (berdasarkan FS 2014).

“Mengingat asumsi harga acuan yang lebih tinggi dan pengeboran skala besar yang sedang berlangsung, kami melihat potensi kenaikan yang signifikan pada cadangan setelah laporan JORC yang diperbarui dirilis pada semester II 2026,” demikian tertulis dalam riset Mandiri Sekuritas dikutip Rabu (26/11). 

Tak hanya itu, Mandiri Sekuritas menyebut Gorontalo Minerals (GM) saat ini menyumbang 44% dari valuasi SOTP BRMS (berbasis EV/sumber daya). Porsi ini berpotensi meningkat apabila cadangan GM naik. 

Adapun saat ini pendapatan dan laba GM belum dimasukkan ke dalam proyeksi kinerja BRMS, sehingga monetisasi aset tersebut berpotensi signifikan bagi laba dan valuasi perusahaan.

Selain itu Mandiri Sekuritas juga menyebut BRMS diproyeksikan membukukan kinerja solid meski memasuki periode belanja modal tinggi. Mandiri Sekuritas juga menyebut pendapatan BRMS diperkirakan melonjak hingga 48% CAGR pada 2024–2028, seiring kenaikan volume produksi.

Selain itu pertumbuhan volume serta leverage operasional mendorong ekspansi margin BRMS. Margin EBITDA diperkirakan naik dari 31% pada 2024 menjadi 68% pada 2028F, terutama setelah dimulainya pengolahan bijih dari tambang bawah tanah yang menawarkan kadar bijih lebih tinggi dan biaya pengupasan lebih rendah.

“Kami mengharapkan laba BRMS tumbuh sebesar 98% CAGR pada 2024–2028F,” demikian tertulis dalam riset Mandiri Sekuritas. 

Potensi Dividen hingga Target Harga Saham

Meski BRMS tengah memasuki fase belanja modal besar untuk kegiatan eksplorasi dan pengembangan proyek, Mandiri Sekuritas menilai kebutuhan pendanaan perusahaan aman melalui pinjaman sindikasi senilai US$ 500 juta. 

Setelah penarikan fasilitas tersebut, tingkat leverage perusahaan tetap terkendali di level 0,4x. Perusahaan diperkirakan mulai membukukan arus kas bebas positif pada 2028, sehingga saldo laba berpotensi kembali positif pada 2029 dan pembayaran dividen dapat dilanjutkan pada 2030.

Mandiri Sekuritas merekomendasikan beli dan target harga BRMS di Rp 1.200 per saham. Setelah tambang bawah tanah mulai beroperasi, target harga tersebut mengimplikasikan valuasi sebesar 25,6x PE 2028F dan 17,9x EV/EBITDA.

Di samping itu Mandiri Sekuritas menilai valuasi premium BRMS wajar karena perusahaan memiliki profil pertumbuhan yang kuat dan margin lebih unggul dibandingkan para pesaing.

“Perusahaan juga memiliki posisi strategis untuk mengelola risiko pajak ekspor baru yang potensial, mengingat eksposur penuh terhadap pasar domestik,” tulis Mandiri Sekuritas.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...