Di Balik Aksi Merger MORA - Anak Usaha DSSA, MyRepublic Ungkap Skenario Besarnya
PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) atau Moratelindo melakukan penggabungan usaha atau merger dengan PT Eka Mas Republik yang dikenal dengan brand MyRepublic. Menilik kepemilikannya, MyRepublic merupakan anak usaha PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) yang menjadi bagian dari raksasa bisnis Grup Sinarmas.
Setelah aksi itu rampung pada semester pertama 2025, Moratelindo akan berganti nama menjadi PT Ekamas Mora Republik Tbk. Namun PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) akan menjadi pemegang saham pengendali secara tidak langsung di PT Ekamas Mora Republik Tbk.
Adapun Moratelindo akan menjadi perusahaan yang tetap bertahan. Sementara MyRepublic Indonesia bergabung ke dalam entitas baru bernama PT Ekamas Mora Republik Tbk.
Aksi korporasi berupa merger dua entitas ini mendapat sorotan investor lantaran dianggap sebagai langkah MyRepublic backdoor listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Backdoor listing adalah cara alternatif bagi perusahaan swasta untuk dapat mencatatkan dirinya di bursa efek dengan cara mengambil alih perusahaan publik dan mengubah lini bisnis perusahaan tanpa proses initial public offering (IPO).
Merespons hal itu Wakil Direktur Utama Mora Telematika Indonesia, Genta Andhika Putra mengatakan penggabungan Moratelindo dan MyRepublic terjadi lantaran perusahaan memiliki kekuatan yang saling melengkapi. Ia menyebut Moratelindo kuat di jaringan backbone dengan jangkauan luas di Indonesia.
Sementara MyRepublic memiliki basis fiber to the home (FTTH) yang solid. Genta mengatakan pengembangan ini untuk menciptakan entitas yang memiliki kualitas layanan tinggi sekaligus kompetitif dari sisi harga bagi pelanggan.
“Jadi bukan backdoor listing,” kata Genta ketika ditemui di Jakarta, Kamis (18/12).
Target dari Aksi Merger
Sementara itu Direktur PT Eka Mas Republik (MyRepublic Indonesia), Iman Syahrizal, mengatakan dengan penggabungan usaha ini perusahaan bisa menghadirkan layanan yang lebih cepat dan stabil. Perusahaan juga menyasar jangkauan wilayah layanan yang lebih luas, didukung oleh ekosistem yang saling melengkapi.
Menurutnya sinergi tersebut juga membuka peluang pengembangan produk dan layanan baru melalui strategi bundling dan cross-selling. Pasca-merger, MyRepublic dan Mora akan memiliki hampir 10 juta homepass dan ditopang oleh kepemilikan di bisnis data center.
“Itu kan luar biasa nih ya kan, saling menyempurnakan dan saling melengkapi,” ucapnya.
Adapun Moratelindo merupakan penyedia akses jaringan (NAP) dan layanan internet (ISP) yang beroperasi sejak 2000, sekaligus salah satu pemilik jaringan tulang punggung serat optik terbesar di Indonesia.
Hingga September 2025, Moratelindo memiliki lebih dari 57 ribu kilometer kabel serat optik, enam pusat data berkapasitas 3,3 megawatt, melayani 16,8 ribu pelanggan korporasi, hampir 1 juta homepass, serta lebih dari 296 ribu pelanggan ritel.
Sementara itu, MyRepublic Indonesia, anak usaha DSSA, merupakan penyedia layanan fiber to the home (FTTH) terdepan di Tanah Air. Per September 2025, MyRepublic melayani lebih dari 1,52 juta pelanggan ritel, menyediakan layanan internet hingga 1 Gbps, dengan total jaringan serat optik lebih dari 58 ribu kilometer dan 8,7 juta homepass.
Susunan Pemegang Saham Usai Merger
Berdasarkan prospektus, dengan mengacu pada perhitungan konversi saham yang digunakan dalam penggabungan usaha serta dengan asumsi tidak ada pemegang saham yang menggunakan haknya untuk meminta MORA maupun MyRepublic membeli kembali saham mereka, maka pemegang saham MORA akan terdilusi seiring peningkatan modal ditempatkan.
Modal Dasar: 190 miliar saham
Nilai Nominal: Rp 100 per saham
Modal Dasar : Rp 19 triliun
| No | Nama Pemegang Saham | Jumlah Saham | Nilai Nominal (Rp) | % Kepemilikan |
| 1 | PT Innovate Mas Utama | 23.107.224.068 | 2.310.722.406.800 | 48,36 |
| 2 | PT Candrakarya Multikreasi | 8.510.884.260 | 851.088.426.000 | 17,81 |
| 3 | PT Gema Lintas Benua | 7.135.484.421 | 713.548.442.100 | 14,93 |
| 4 | PT Innovate Mas Indonesia | 558.063.818 | 55.806.381.800 | 1,16 |
| 5 | PT DSST Mas Gemilang | 462.228.452 | 46.222.845.200 | 0,967 |
| 6 | PT Buana Mas Sejahtera | 7.703 | 770.300 | 0,000016 |
| 7 | Masyarakat | 8.000.300.010 | 800.030.001.000 | 16,74 |
| Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor | 47.774.192.732 | 4.777.419.273.200 | 100,000,000 |
Jumlah Saham dalam Portepel: 142,22 miliar saham senilai Rp 14,22 triliun
