Saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), emiten grup Sinarmas, diproyeksikan menembus hingga Rp 150 ribu per saham. Hal ini seiring dengan kenaikan harga saham DSSA dalam beberapa waktu terakhir.
Pergerakan IHSG hari ini diwarnai transaksi crossing saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), hingga PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).
Salah satu anak usaha Sinar Mas, PT DSSR Daya Mas Sakti, menggandeng FirstGen Geothermal asal Filipina untuk mengembangkan pembangkit panas bumi di 6 wilayah.
Mayoritas harga saham emiten-emiten yang masuk dalam daftar konstituen hasil tinjauan atau rebalancing indeks bergengsi MSCI per Agustus 2025 terpantau naik hari ini.
Harga saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) telah melesat lebih dari 20% dalam sebulan terakhir di tengah katalis positif masuknya saham emiten grup Sinarmas ini ke indeks FTSE dan MSCI.
Morgan Stanley Capital International (MSCI) memangkas bobot saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk dengan mempertimbangkan penyesuaian sebesar 0,5 pada Foreign Inclusion Factor (FIF). Apa dampaknya?
Sejumlah saham di sektor energi parkir di zona merah di tengah penurunan IHSG. Penurunan paling tajam terjadi pada saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) yang mencapai 14,83% ke level 78.650.
PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), hingga PT Petrosea Tbk (PTRO) masuk dalam Indeks Morgan Stanley Capital International atau MSCI per Agustus 2025.
Emiten dalam konglomerasi Sinar Mas PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) disebut-sebut masuk ke indeks bergengsi Morgan Stanley Capital International atau MSCI.
Emiten yang terafiliasi dengan konglomerasi Sinar Mas PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) mencatatkan penurunan laba pada kuartal pertama 2025. Seperti apa prospeknya?