Asing Net Buy Rp 245 M, Borong Saham INCO, ENRG hingga ANTM, Jual BUMI dan BBCA

Ira Guslina Sufa
24 Desember 2025, 05:20
Investasi Saham adalah
Pexels
Investasi Saham adalah
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Investor asing mencatatkan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 245,59 miliar pada perdagangan Selasa (23/12). Pada saat yang sama, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,71% ke level 8.584,78. 

Pelemahan indeks terjadi di tengah nilai transaksi yang tetap tinggi, mencapai Rp 24,99 triliun. Sementara itu volume perdagangan mencapai 40,25 miliar saham.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan investor asing mulai bersikap selektif menjelang akhir tahun. Aliran dana asing mengalir ke saham-saham berbasis komoditas, industri, dan logam, sementara tekanan jual terjadi pada saham berkapitalisasi besar serta saham yang sebelumnya mencatat reli signifikan.

Berdasarkan data BEI dan Mandiri Sekuritas, saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menjadi incaran utama investor asing dengan nilai net buy Rp 101,49 miliar. Aksi beli ini sejalan dengan penguatan saham INCO yang naik 12,39% ke level Rp 4.990 dan masuk jajaran top gainer. 

Di posisi berikutnya, investor asing memborong saham PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) sebesar Rp 95,99 miliar, disusul PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) senilai Rp 74,39 miliar. Minat asing pada ANTM mencerminkan optimisme terhadap prospek emiten emas dan nikel di tengah tren harga komoditas yang masih tinggi.

Asing juga mengoleksi saham PT United Tractors Tbk (UNTR) sebesar Rp 40,37 miliar, PT Darma Henwa Tbk (DEWA) senilai Rp 34,88 miliar. Ada pula pembelian di saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) sebesar Rp 29,74 miliar. 

Selain itu, saham PT Timah Tbk (TINS), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA). Juga ada net buy saham PT Pantai Indah Kapuk Dua  Tbk (PANI) juga masuk daftar top net buy asing dengan nilai pembelian masing-masing di kisaran Rp 21–29 miliar.

Saham BUMI dan BBCA Dilepas Investor Asing

Di sisi lain, tekanan jual asing paling besar terjadi pada saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dengan nilai net sell Rp 654,41 miliar. Saham perbankan jumbo PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga dilepas asing senilai Rp 314,45 miliar.

Aksi jual asing turut menyasar saham PT Sinergi Inti Andalan Tbk (INET) sebesar Rp 63,20 miliar. Juga ada PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) senilai Rp 57,88 miliar, serta PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) sebesar Rp 50,13 miliar. 

Selain itu, asing juga mencatatkan net sell pada saham PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Archi Indonesia Tbk (ARCI). Juga ada PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dengan nilai berkisar Rp 27–40 miliar.

Saham Top Gainer dan Top Loser

Dari sisi pergerakan harga, saham INET memimpin daftar top gainer setelah melonjak 24,82% ke level Rp 855. Penguatan juga dicatat saham PT Trimitra Prawara Goldland Tbk (ATAP) dan PT Personal Alih Daya Tbk (PADA) yang masing-masing naik 25%.

Sementara itu, saham PT Sinergi Multi Lestari Tbk (SMLE) menjadi top loser setelah turun 15% ke level Rp 170. Tekanan jual juga terjadi pada saham PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA), PT Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP) yang masing-masing terkoreksi lebih dari 13%.

Adapun dari sisi aktivitas, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menjadi yang paling ramai diperdagangkan dengan volume mencapai 8,43 miliar saham dan nilai transaksi Rp 3,27 triliun. Saham PT  Sentul City Tbk (BKSL) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) juga masuk jajaran saham teraktif.

Secara kumulatif sepanjang tahun berjalan, investor asing masih mencatatkan net sell Rp 20,81 triliun di pasar saham domestik. Namun, aksi net buy hari ini menunjukkan investor asing mulai melakukan akumulasi selektif, terutama pada saham-saham berbasis komoditas dan industri yang dinilai memiliki prospek fundamental lebih solid.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...