Agro Bahari (UDNG) Tersengat Kabar Aksi Kongsi Arsari, Harga Saham Naik 10.138%

Nur Hana Putri Nabila
24 Desember 2025, 14:45
Cara Investasi Saham
Pexels
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Saham perusahaan yang bergerak di bidang budidaya tambak udang, PT Agro Bahari Nusantara Tbk (UDNG) meroket 10.138% secara year to date (ytd). Pada perdagangan sesi pertama Rabu (24/12) saham UDNG bahkan menyentuh auto reject atas (ARA) hingga melonjak 9,97% ke Rp 4.300.

Kapitalisasi pasarnya pun telah mencapai Rp 7,53 triliun. Apabila menilik fluktuasi sahamnya, UDNG bahkan mengalami lompatan besar dari semula bertengger Rp 38 pada 12 Februari 2025.

Empat bulan kemudian saham UDNG melesat hingga menyentuh Rp 1.015 pada 30 Juni 2025 atau naik 2,500% ytd. Selain itu dalam setahun terakhir saham terakhir bahkan sudah melonjak 9.247%.  

Di balik kenaikan saham UDNG, berdasarkan rumor yang beredar di pasar, UDNG disebut-sebut menjadi calon perusahaan yang nantinya akan diakuisisi oleh FiberCo. FiberCo merupakan entitas bisnis baru milik adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo yaitu Arsari Group bersama Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) dan Northstar Group.

Katadata.co.id, telah menghubungi Sekretaris Agro Bahari Nusantara Roni Supriatna meminta konfirmasi lebih lanjut. Namun manajemen UDNG belum menjawab hingga berita ini ditayangkan.  

Dalam keterbukaan informasi Agustus lalu, manajemen UDNG menyebutkan belum ada informasi terkait aksi korporasi yang akan dilakukan perusahaan dalam waktu dekat. Selain itu manajemen juga menjelaskan belum ada informasi tentang rencana perubahan kepengendalian saham. 

"Jika ke depannya akan ada rencana khusus mengenai kepemilikan dari pemegang saham utama maka perseroan akan melakukan pelaporan sesuai dengan ketentuan," tulis manajemen dalam pernyataan tertulis kepada Bursa Efek Indonesia. 

Sementara itu Department Head of Customer Engagement & Market Analyst BRI Danareksa Sekuritas, Chory Agung Ramdhani menilai bila rumor yang berkembang terjadi, tidak tertutup kemungkinan akan ada backdoor listing. Terlebih lagi, UDNG saat ini memiliki kapitalisasi pasar yang relatif kecil dan bergerak di sektor budidaya udang.

"Jika diambil alih oleh entitas infrastruktur digital seperti FiberCo, maka akan terjadi perubahan total model bisnis (business pivot)," ujar Chory kepada Katadata.co.id, Rabu (23/12). 

Menurut Chory, masuknya Arsari Group dan Indosat ke dalam sebuah emiten akan memberikan katalis yang kuat. FiberCo diproyeksikan menjadi tulang punggung infrastruktur serat optik dan mendukung ekosistem AI di Indonesia.

Sementara itu, bagi investor, kehadiran sosok Hashim di balik Arsari Grup dan dukungan infrastruktur dari ISAT memberikan faktor kepercayaan (trust factor) yang tinggi. Ditambah lagi Arsari Group belakangan ini sangat agresif masuk ke sektor digital seperti di COIN, sehingga spekulasi mengenai UDNG sebagai kendaraan infrastruktur digital mereka menjadi masuk akal di mata pelaku pasar.

Chory mengatakan, pergantian pengendali ini, jika terealisasi, akan mengubah profil risiko UDNG dari emiten komoditas menjadi emiten infrastruktur teknologi papan atas. Kehadiran Arsari-ISAT-Northstar di belakangnya berpotensi menempatkan emiten ini dalam radar pantau investor institusi dan asing.

"Namun, sebagai catatan, penting untuk tetap melihat keterbukaan informasi resmi dari pihak bursa. Mengingat kenaikan harga sahamnya yang sudah sangat tinggi, risiko volatilitas akan sangat besar jika detail transaksinya tidak sesuai dengan ekspektasi pasar," ujar Chory.

Sebelumnya kongsi Arsari Grup, Indosat dan Northstar mengumumkan akan membangun perusahaan infrastruktur serat optik. Kerja sama dilakukan dengan skema kemitraan strategis dengan membuat perusahaan patungan bernama FiberCo.  

Lewat kerja sama ini ketiga perusahaan mendirikan FiberCo dengan nilai perusahaan mencapai Rp 14,6 triliun. Deputy CEO and COO Arsari Group, Aryo PS Djojohadikusumo mengungkap kerja sama ini akan memberikan dampak jangka panjang untuk ketiga entitas bisnis. 

“Kolaborasi ini membuka nilai dari aset yang ada, sekaligus mobilisasi modal jangka panjang untuk menjawab kesenjangan fixed product di Indonesia,” kata Aryo dalam konferensi pers di kantor Indosat, di Jakarta Pusat, Selasa (23/12).    

Dalam kemitraan tersebut, Indosat berencana memisahkan hampir seluruh aset fiber optik domestiknya. Perusahaan baru ini selanjutnya akan beroperasi sebagai platform infrastruktur fiber optik independen dan berakses terbuka (open-access). 

Meski begitu baik Indosat maupun Arsari belum mengungkap status perusahaan FiberCo yang didirikan. Dalam white paper perusahaan hanya memastikan bahwa saham perusahaan nantinya akan diarahkan untuk tercatat di bursa efek Indonesia.  Selain itu tentang kapan rencana tercatat di BEI belum diungkap kepada publik.   

Lebih jauh mengenai skema yang akan diambil, Indosat dalam keterbukaan informasi di BEI menyebutkan aksi lanjutan akan ditentukan kemudian. Namun perusahaan mengindikasikan akan ada pengambilalihan atas FiberCo yang secara tidak langsung melalui suatu perusahaan terbuka yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia.   

“Transaksi tersebut akan mengakibatkan Para Pihak menjadi pemegang saham secara langsung di PT Tbk dan selanjutnya PT Tbk akan memiliki mayoritas saham di dalam Perusahaan Target,” tulis manajemen Indosat dari keterbukaan informasi.   

Selanjutnya para pihak akan melakukan serangkaian transaksi yang mencakup pengalihan Aset ke dalam Perusahaan Target dan pengambilalihan Perusahaan Target oleh PT Tbk melalui kombinasi utang dan penyetoran modal dalam bentuk non-tunai. Juga terbuka opsi setoran modal secara tunai yang diperoleh melalui penambahan  modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu oleh PT Tbk.  

Meski begitu, manajemen menyatakan perjanjian Investasi ini merupakan dokumen awal sebagai kerangka atas pelaksanaan rencana transaksi. Selanjutnya tahapan transaksi akan bergulir sesuai mekanisme. 

Profil Agro Bahari (UDNG), IPO di 2023 

PT Agro Bahari Nusantara Tbk (UDNG), perusahaan yang bergerak di bidang tambak dan budidaya ikan, resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Oktober 2023 lalu. Emiten ke-74 di BEI tersebut menetapkan harga Rp 100 per saham dengan jumlah saham yang dilepas sebanyak 500 juta saham.   

Dari aksi korporasi ini, Agro Bahari Nusantara meraup dana segar maksimal Rp 50 miliar. Pada debut perdananya, saham UDNG menguat sebesar 10% ke level Rp 110. Bersamaan dengan penawaran saham perdana, perseroan menerbitkan sebanyak-banyaknya 400 juta waran seri I atau sebesar 32% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh. 

Waran seri I dipasang dengan nilai nominal Rp 10 setiap saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 100 sampai Rp 110. Total hasil pelaksanaan waran seri I sebanyak-banyaknya Rp 44 miliar. 

Seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan oleh perseroan untuk mendukung bisnisnya. Sekitar 88,89% dana hasil IPO akan dialokasikan untuk ekspansi bisnis dengan membangun tambak udang baru. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...