Lepas 10% Saham, BTPN Syariah Bidik Dana IPO Rp 754 Miliar

Hari Widowati
27 Maret 2018, 19:21
BTPN
Arief Kamaludin|Katadata
PT BTPN Syariah akan menawarkan 10% sahamnya dalam IPO tahun ini.

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah (BTPN Syariah) berencana menawarkan hingga 770,37 juta saham baru dalam penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Perseroan menetapkan harga saham perdana di kisaran Rp 900-Rp 980 sehingga dari aksi korporasi tersebut akan diperoleh dana segar Rp 693,33 miliar-Rp 754,96 miliar.

Direktur Utama BTPN Syariah Ratih Rachmawaty mengatakan, IPO merupakan langkah strategis perusahaan untuk menjalankan bisnis secara lebih terbuka. BTPN Syariah akan menggunakan dana hasil IPO untuk mendukung ekspansi pembiayaan murabahah untuk segmen masyarakat prasejahtera produktif.

“Dengan memiliki saham BTPN Syariah, publik secara tidak langsung turut andil memberdayakan masyarakat prasejahtera produktif di Indonesia karena dana yang diperoleh dari IPO ini akan digunakan untuk peningkatan volume pembiayaan terhadap segmen yang selama ini menjadi fokus bisnis perseroan," kata Ratih dalam siaran pers, di Jakarta, Selasa (27/3).

Dalam aksi korporasi tersebut, BTPN Syariah juga menawarkan sebagian saham untuk program alokasi saham kepada karyawan atau employee stock allocation (ESA) maksimal 10% dari jumlah saham yang akan dilepas ke publik. Masa penawaran awal (book building) akan berlangsung sejak 27 Maret hingga 6 April 2018. Perseroan memperkirakan bisa mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 16 April 2018. Adapun masa penawaran umum akan berlangsung pada 18-20 April 2018.

BTPN Syariah menunjuk PT Ciptadana Sekuritas Asia sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek (lead underwriter) dalam hajatan ini. Direktur Ciptadana Ferry Tanja optimistis investor publik akan merespons positif penawaran saham perdana anak usaha PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) ini. “BTPN Syariah memiliki posisi di pasar dan potensi pasar yang luas. Selain itu, kinerja keuangannya solid, memiliki tim manajemen yang berpengalaman, dan mendapat dukungan penuh dari induk perusahaan,” kata Ferry.

(Baca juga: Bakal Dimerger dengan Bank Sumitomo, Harga Saham BTPN Melonjak 24,9%)

BTPN Syariah menyalurkan pembiayaan kepada perempuan dari keluarga prasejahtera produktif, dengan rata-rata pembiayaan yang diberikan sebesar Rp 1 juta–Rp 3 juta per debitur. Selain menyalurkan pembiayaan, perseroan juga aktif melakukan pemberdayaan melalui Program Daya guna meningkatkan kapasitas para nasabah.

Hingga akhir Desember 2017, total aset BTPN Syariah mencapai Rp 9,2 triliun atau tumbuh 25% dibandingkan 2016. Dana pihak ketiga (DPK) perseroan mencapai Rp 6,5 triliun atau tumbuh 21,5% sedangkan pembiayaan yang disalurkan meningkat 21,1% menjadi sebesar Rp 6,1 triliun. “Meski menyasar segmen di bawah mikro, Alhamdulillah kami berhasil menjaga rasio pembiayaan bermasalah di level sangat rendah yakni 1,67%,” kata Ratih. 

(Baca juga: Banyak Tantangan, Pangsa Pasar Perbankan Syariah Baru 5,5%)

Sejak 2011, BTPN melalui Unit Usaha Syariah fokus melayani segmen yang tidak dilayani perbankan, yaitu segmen prasejahtera produktif. Pada 14 Juli 2014, BTPN Syariah resmi terdaftar menjadi Bank Umum Syariah ke-12 di Indonesia, melalui pemisahan (spin-off) Unit Usaha Syariah BTPN dan proses konversi PT Bank Sahabat Purba Danarta (BSPD). BTPN Syariah akan menjadi bank syariah kedua yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (PNBS) pada 15 Januari 2014.   

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...