Rombak Manajemen, Bank Mandiri Angkat 4 Direktur Baru
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. merombak jajaran direksi untuk masa kerja 2018-2023. Perombakan ini dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada Rabu (21/3) di Plaza Mandiri, Jakarta.
“Perubahan ini menjadi bentuk dukungan pemegang saham kepada pengurus perseroan dalam mendorong pencapaian target bisnis jangka pendek dan jangka panjang, baik dalam pengelolaan aset maupun penciptaan profitabilitas,” ujar Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo usai RUPST berlangsung.
Dalam RUPST ini, pemegang saham Bank Mandiri setuju mengangkat Agus Dwi Handaya sebagai Direktur Kepatuhan dan Panji Irawan sebagai Direktur Keuangan. Kemudian Alexandra Askandar sebagai Direktur Hubungan Kelembagaan dan Donsuwan Simatupang Direktur Retail Banking.
Sebelumnya, Agus Dwi Handaya adalah SEVP Corporate Transformation & Finance Bank Mandiri, dan Panji Irawan adalah Direktur Treasury & Internasional BNI. Sedangkan, Alexandra Askandar sebelumnya menjabat SEVP Corporate Banking dan Donsuwan Simatupang merupakan Direktur Risk Management BRI.
(Baca: Kerugian Bank Mandiri Akibat Skimming Kartu ATM Maksimal Rp 150 Juta)
Perombakan ini, menyusul berakhirnya masa tugas Ogi Prastomiyono, Tardi, dan Kartini Sally sebagai direksi Bank Mandiri periode sebelumnya. Selain itu, pemegang saham juga mengangkat kembali Hery Gunardi menjadi Direktur Bisnis dan Jaringan.
Dengan demikian, susunan Dewan Direksi Bank Mandiri terdiri atas Kartika Wirjoatmodjo (Direktur Utama), Sulaiman Arif Arianto (Wakil Direktur Utama), Royke Tumilaar (Direktur Corporate Banking), Hery Gunardi (Direktur Bisnis dan Jaringan), Ahmad Siddik Badruddin (Direktur Manajemen Risiko), dan Rico Usthavia Frans (Direktur Teknologi Informasi dan Operasi). Serta empat direksi yang baru diangkat.
Selain merombak direksi, RUPST juga menyepakati pembagian dividen kepada pemegang saham sebesar 45 persen dari laba bersih Bank Mandiri tahun lalu. Total dividen yang dibagikan adalah Rp 9,28 triliun atau sebesar Rp 199,03 per saham. Sedangkan 55 persen sisa dari laba bersih 2017 disetujui sebagai laba ditahan.
"Penetapan besaran dividen tersebut telah memperhatikan kebutuhan likuiditas perseroan dalam mengembangkan bisnis ke depan," ujar Kartika. (Baca: Tumbuh 49,5%, Laba Bank Mandiri Tembus Rp 20,6 Triliun)
Sepanjang tahun lalu, Bank Mandiri membukukan pertumbuhan laba bersih hingga 49,5 persen menjadi Rp 20,6 triliun. Menurut Kartika, capaian laba ini didukung konsistensi perseroan dalam memperbaiki kualitas aset produktif dan meningkatkan fungsi intermediasi.
Kontribusi laba ditunjang oleh kenaikan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 0,6 persen menjadi Rp 54,8 triliun dan peningkatan pendapatan atas jasa (fee based income) sebesar 16,4 persen menjadi Rp 23,3 triliun.
Pertumbuhan penyaluran kredit Bank Mandiri tahun lalu tercatat 10,2 perseroan menjadi Rp 729,5 triiliun. Kontribusi tersebut dicapai dari pembiayaan produktif sebesar 74,7 persen dari total portofolio kredit.