Di Masa Pandemi, Laba Bersih PT Maybank Indonesia Naik 7%
Jumlah itu meningkat 7% secara year on year (tahunan).
Pendapatan laba didukung oleh peningkatan pendapatan non bunga (fee based income) dan pengelolaan biaya strategis secara berkelanjutan.
"Meski kondisi pasar kurang kondusif, kami telah berhasil membukukan hasil positif dalam enam bulan pertama 2020. Pencapaian ini mencerminkan kemampuan kami menavigasi kondisi pasar yang menantang dan mengubahnya menjadi peluang pada layanan perbankan digital. Kami juga mengambil tindakan proaktif untuk mengantisipasi dampak lanjutan terhadap portofolio kami terkait kondisi pandemi global,” kata Taswin dalam keterangan tertulis, Minggu (2/8).
Presiden Komisaris Maybank Indonesia dan Group President dan CEO Maybank, Datuk Abdul Farid Alias mengatakan, meskipun membukukan hasil positif di semester pertama 2020, Maybank tetap waspada terhadap prospek ekonomi jangka menengah terkait situasi global pandemi Covid-19.
"Kami akan terus mengejar peluang pertumbuhan secara selektif dan bertanggung jawab dengan tetap menjaga portofolio yang sehat serta melindungi kesejahteraan dan keselamatan karyawan dan nasabah kami," katanya.
Sementara itu, tingkat non-performing loan (NPL) Maybank Indonesia tercatat sebesar 5 persen (gross) dan 2,9 persen (net) pada Juni 2020 dibandingkan dengan 3,1 persen (gross) dan 1,7 persen (net) pada Juni 2019.
Peningkatan NPL tersebut disebabkan oleh menurunnya saldo kredit pada Juni 2020 dan penerapan standar akuntansi baru PSAK 71 secara penuh efektif mulai Januari 2020.
"Kami terus menempuh langkah proaktif untuk membantu nasabah menghadapi tantangan dan fokus pada restrukturisasi kredit untuk menjaga kualitas aset," kata Taswin.
Posisi modal bank tetap kuat dengan Rasio Kecukupan Modal (CAR) sebesar 22,1 persen pada Juni 2020, naik dibandingkan dengan 19,1 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, total pembiayaan perbankan syariah saat ini termasuk produk pembiayaan Kafalah mulai menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan di tahun 2020. Total pembiayaan perbankan Syariah (termasuk portofolio Kafalah) naik 2,9 persen menjadi Rp 25,4 triliun per Juni 2020.
Total aset perbankan syariah pada Juni 2020 lebih rendah 10,4 persen menjadi Rp 30,2 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya, disebabkan oleh pengurangan aset terkait treasury.