1.400 Karyawan Berhenti Massal, Bank Bukopin Optimalkan Digitalisasi
Sebanyak 1.400 karyawan PT Bank KB Bukopin Tbk atau biasa dikenal Bank Bukopin kompak mengundurkan diri atau resign hingga akhir Desember 2021. Pengunduran diri karyawan terkait dengan program transformasi perusahaan yang turut berdampak pada penyusutan Sumber Daya Manusia (SDM).
Program itu disebut dengan Program GPro, yang merupakan program penawaran pengakhiran hubungan kerja secara sukarela, sebagai bagian dari strategi peningkatan pelayanan kepada nasabah.
"Karena sifatnya sukarela, maka tidak dibatasi usia, masa kerja, posisi dan masa jabatan juga. Selama dia karyawan under Bukopin, dia boleh memilih untuk mengikuti program itu," kata Corporate Communication KB Bukopin Tyas Hardi kepada Katadata, Selasa (25/1).
Dengan berkurangnya jumlah karyawan saat ini, Tyas mengatakan, perseroan tengah fokus pada pertumbuhan berbasis teknologi dengan mengembangkan ekosistem IT yakni, New Generation Banking System (NGBS). Ia menyebut, NGBS merupakan inisiatif transformasi teknologi yang dilakukan untuk meningkatkan performa IT KB Bukopin agar mampu meningkatkan pelayanan kepada nasabah.
Langkah tersebut juga sejalan dengan komitmen perseroan pada pelaksanaan penawaran umum terbatas keenam (PUT VI). Di mana, dana yang telah dihimpun perseroan sebesar Rp 7,04 triliun akan digunakan untuk investasi dalam pengembangan ekosistem IT sebanyak 16%.
Sementara itu, 84% lainnya digunakan untuk ekspansi kredit baru berkualitas baik, yang akan difokuskan pada segmen ritel dan link bisnis usaha kecil dan menengah (UKM), komersil, dan lndonesia-Korea Business Link.
"Ini adalah bentuk komitmen Bukopin dalam membangun ekosistem bank digital. Kami akan memperkuat ekosistem IT, karena eranya sudah era digital sekali," ujarnya. Tyas mengklaim bahwa, berkurangnya karyawan saat ini tidak akan menggangu operasional perusahaan, terutama pelayanan nasabah.
Sebagai bentuk dukungan KB Bukopin terhadap karyawan yang mengajukan diri untuk mengikuti program GPro tersebut, Tyas mengatakan bahwa perseroan masih mendukung karyawan dengan berbagai program lain, yakni dengan memberikan pembekalan melalui pelatihan financial management, dan pelatihan yang sesuai dengan minat.
Bagi yang berniat untuk menjadi pengusaha, perseroan telah menyiapkan pembekalan dengan materi pelatihan starting new business atau entrepreneurship. Sedangkan, karyawan yang berminat untuk pindah ke industri dapat mengikuti pelatihan job searching.
"Kami juga tetap memberikan fasilitas asuransi kesehatan bagi karyawan dan keluarga, hingga enam bulan kedepan, dan kompensasi yang lebih baik," kata dia.