BNI Salurkan KPR Rp 49,8 Triliun per Februari 2022, Angkanya Naik 8%
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mencatatkan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) atau BNI Griya per Februari 2022 sebesar Rp 49,8 triliun, atau meningkat 8% secara tahunan. Dengan perbaikan sektor properti dan perekonomian tahun ini, bank pelat merah ini menargetkan pertumbuhan KPR sebesar 7% hingga 10%.
Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies mengatakan, pertumbuhan KPR BNI pada Februari telah melampaui realisasi pertumbuhan KPR sepanjang 2021 yang tumbuh 7,7% secara tahunan yang mencapai Rp 49,6 triliun.
"Tren pertumbuhan kredit properti pada kuartal I-2022 cenderung meningkat, khususnya KPR BNI Griya, di mana per Februari 2022 mencapai Rp 49,8 triliun," kata Corina, dalam keterangan resminya, dikutip Senin (18/4).
Menurut dia, pertumbuhan KPR pada dua bulan pertama tahun ini juga meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Ke depan, perseroan berkomitmen untuk terus menggenjot kredit sektor properti pada tahun ketiga pandemi Covid-19, sebagai salah satu bentuk upaya pemulihan ekonomi nasional. Hal tersebut mengingat sektor properti memiliki efek berlapis atau multiplier effect lebih dari 170 sub-sektor industri, yang dapat menjadi salah satu penggerak perekonomian nasional.
Ia menyebut, pihaknya memberikan berbagai penawaran menarik kepada para calon debitur BNI Griya. Program BNI Griya yang ditawarkan antara lain, suku bunga mulai 3,4% fixed dua tahun pertama, cicilan ringan dengan opsi bayar bunga saja hingga dua tahun pertama, serta pengajuan KPR yang mudah secara online.
"Selanjutnya akan ada berbagai kejutan dari BNI Griya dalam waktu dekat ini, melalui program-program dan expo offline maupun online serta channel digital lainnya," kata dia.
Selain mencatatkan pertumbuhan penyaluran KPR, Bank BNI juga telah menyalurkan fasilitas pembiayaan kepada PT Katalis Sinergi Indonesia, dalam proyek Katalis Merah Putih dengan total maksimum Rp 257,9 miliar. Fasilitas ini terdiri atas kredit investasi, modal kerja, serta pemberian plafon LC/SKBDN, GB, dan SBLC.
PT Katalis Sinergi Indonesia merupakan perusahaan patungan bersama antara PT Pertamina (Persero) melalui anak usaha Sub-holding Komersial dan Perdagangan Pertamina, PT Pertamina Lubricants, PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui anak usaha, PT Pupuk Kujang, serta Institut Teknologi Bandung (ITB) dan inovasi startup.
Pemimpin Divisi Bisnis Korporasi 3 BNI Rudy Sihombing mengatakan, perseroan berperan memberikan pembiayaan dan solusi perbankan untuk keperluan pembangunan Pabrik Katalis Merah Putih, yang merupakan produsen katalis pertama dari Indonesia.
Proyek ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2020. Proyek ini telah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, dan akan memproduksi katalis-katalis yang sepenuhnya dikembangkan dan dipatenkan secara mandiri di dalam negeri.
Rudy berharap, dengan pembangunan pabrik ini akan mampu mengurangi ketergantungan impor katalis secara signifikan, mempercepat lahirnya inovasi produk dan teknologi baru, dan membangun daya saing industri dalam negeri.
"Sekaligus meningkatkan kemandirian dan ketahanan energi bangsa Indonesia,” ujar dia.