BI Akan Permudah Transfer Uang Antarnegara, Bisa Melalui BI Fast
Bank Indonesia berencana memperluas penggunaan sistem pembayaran ritel BI Fast Payment atau BI-Fast lintas negara. Transfer uang antarnegara nantinya akan semakin mudah karena dapat dilakukan melalui sistem pembayaran real time tersebut.
"Dalam sambutan pak Gubernur BI di rapat umum anggota ASPI tadi mengatakan bahwa akan melakukan pertemuan dengan bank-bank sentral di ASEAN yang akan datang di Singapura, dan mungkin akan membicarakan salah satunya itu (perluasan BI-Fast)," kata Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran (DKSP) BI Filianingsih Hendarta dalam diskusi daring, Kamis (2/6).
BI juga akan memanfaatkan momentum keketuaan Indonesia di beberapa forum internasional, termasuk G20 untuk mulai membicarakan perluasan BI-Fast lintas negara. Selain G20, Fili mengatakan RI juga akan mendiskusikan rencana ini saat Indonesia memegang kepemimpinan untuk ASEAN pada 2023.
Ia menjelaskan, pengembangan BI-Fast terdiri atas empat tahap, yakni fase pengembangan, fase I tahap pertama, fase I tahap kedua, dan fase II. Rencana perluasan BI-Fast lintas negara termasuk dalam pengembangan fase II yakni setelah 2023. Adapun saat ini, pengembangan BI-Fast berada di Fase I tahap kedua yakni pengembangan lanjutan untuk layanan direct debit, bulk credit dan request for payment (RFP).
BI mencatat, implementasi BI-Fast terus meningkat sejak pertama kali diluncurkan akhir tahun lalu. Selama periode 1 Januari sampai 29 Mei 2022, volume transaksinya sudah mencapai 85,3 juta transaksi dengan nilai Rp 320,6 triliun.
Sepertiga dari nominal transaksi tersebut terjadi saat momentum Ramadan dan Lebaran. BI mencatat volume transaksi menggunakan BI-Fast sejak 3 April sampai dengan 8 Mei 2022 mencapai 27,6 juta dengan nilai transaksi Rp 107 triliun.
"Secara rata-rata harian, volumenya jauh lebih besar yaitu 767 ribu transaksi meningkat 29% lebih tinggi dari rata-rata harian bulan Maret hanya 596 ribu transaksi," kata Fili.
Ia mengatakan nilai transaksi menggunakan BI-Fast masih akan terus meningkat karena tiga hal. Ini di antaranya karena perluasan kanal pembayaran, komunikasi yang intensif antara BI dengan perbankan, serta rencana onboarding pada akhir Agustus dan akhir November 2022.
Adapun layanan BI-Fast saat ini sudah tersedia di 51 perbankan dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Kepala Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran (DPSP) Bank Indonesia Bambang Kusmiarso mengatakan, pihaknya kini berharap akan ada tambahan 77 peserta BI-Fast lagi yang akan meluncur tahun ini.
"Agar peserta-peserta yang baru ini tidak mengganggu yang existing, kita akan melakukan seleksi yang lebih ketat, jadi kita ingin tambahan yang baru itu lebih berkualitas," kata Bambang dalam acara yang sama dengan Fili.