Bank Maspion Rilis 4,17 Miliar Saham Baru, Diakuisisi Bank Thailand?
PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) berencana menerbitkan maksimal 4,17 miliar saham baru untuk menambah modal dengan memberi hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan akan menerbitkan saham baru setara 48,45% dari modal disetor perseroan. Dalam melaksanakan aksi korporasi ini, perseroan akan meminta persetujuan para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada 18 Juli mendatang.
Saham-saham baru akan diterbitkan dengan nilai nominal sama seperti saham sebelumnya, yakni Rp 100 per saham. Saham baru tersebut akan memiliki hak yang sama dengan saham-saham perseroan lainnya yang dikeluarkan sebelum rights issue ini, termasuk hak atas dividen.
Adapun, jangka waktu antara tanggal persetujuan RUPSLB atas rencana pelaksanaan rights issue sampai dengan efektifnya pernyataan pendaftaran yakni tidak lebih dari 12 bulan. Perseroan berencana untuk melaksanakan penambahan modal dalam periode 12 bulan tersebut.
"Seluruh dana hasil rights issue akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dalam meningkatkan penyaluran jumlah kredit atau pinjaman, atau investasi lainnya," tulis manajemen BMAS dalam keterbukaan informasi, dikutip Jumat (10/6).
Sebelumnya, Bank asal Thailand, Kasikornbank Public Company Limited (KBank), akan mengakuisisi 67,5% saham PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS). Kedua perusahan telah menyepakati perjanjian jual beli bersyarat pada 30 Mei 2022. Akuisisi ini dilakukan melalui anak usaha KBank, PT Kasikorn Vision Financial Company Pte Ltd (KVF).
Direktur Bank Maspion, Iis Herijati dalam pengumumannya di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan, KVF menandatangani perjanjian penjualan saham bersyarat dari pemegang saham Bank Maspion.
\Rinciannya, PT Alim Investindo dengan kepemilikan 8,17%, PT Maspion 12,46%, PT Husin Investama 2,81%, PT Maspion Investindo 2,46% serta lima pemegang saham individual dengan kepemilikan 4,11% kepada KVF dan pembelian atas saham baru dalam rangka penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue.
Dalam pengumuman tertulis yang terbit hari ini disebutkan, manajemen BMAS menyatakan, rights issue yang dilaksanakan akan dapat memperkuat struktur permodalan perseroan, serta mendukung kegiatan usaha dan kinerja perseroan, yang akan berdampak positif bagi para pemegang saham yang menggunakan haknya untuk melaksanakan HMETD.
Setelah pelaksanaan rights issue ini, kepemilikan para pemegang saham BMAS yang tidak menggunakan haknya untuk melaksanakan HMETD akan terdilusi sebesar maksimum 48,45%.
Sebelumnya, pada 30 Mei lalu, Bank asal Thailand, Kasikornbank Public Company Limited (KBank) mengakuisisi 67,5% saham BMAS. Akuisisi ini dilakukan melalui anak usaha KBank, yakni PT Kasikorn Vision Financial Company Pte Ltd (KVF).
KVF telah menandatangani perjanjian penjualan saham bersyarat dari pemegang saham Bank Maspion. Dengan rincian, PT Alim Investindo dengan kepemilikan 8,17%, PT Maspion 12,46%, PT Husin Investama 2,81%, PT Maspion Investindo 2,46%, serta lima pemegang saham individual dengan kepemilikan 4,11% kepada KVF dan rights issue.
Bank Maspion merupakan bank milik Grup Maspion yang berbasis di Surabaya. Mengacu situs perusahaan, Bank Maspion memiliki sebanyak 698 karyawan dan memiliki 46 jaringan kantor yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.
Hingga, akhir Desember 2021, BMAS membukukan laba bersih sebesar Rp 80,16 miliar dengan laba operasional Rp 100,71 miliar. Adapun, total aset perusahaan mencapai Rp 14,23 triliun yang terdiri dari liabilitas Rp 12,90 triliun dan ekuitas sebesar Rp 1,33 triliun.