Rupiah Menguat Tajam 1,25% Sepekan, Ini Faktor Pendorongnya
Rupiah ditutup di level Rp 15.153 per dolar AS di pasar spot sore ini, Jumat (24/3), menguat 1,25% dalam sepekan terakhir. Penguatan terutama selama perdagangan hari ini setelah dua hari pasar libur Hari Raya Nyepi.
Dalam grafik perdagangan harian, rupiah juga menguat 1,25% dibandingkan penutupan perdagangan Selasa sore (21/3). Pasar tutup selama libur Hari Raya Nyepi selama Rabu-Kamis (22-23/3).
Mayoritas mata uang Asia lainnya melemah kecuali Jepang yang juga menguat 0,58%. Won Korsel jatuh 1,17% dalam sehari bersama dolar Singapura 0,39%, yuan Cina 0,71%, baht Thailand 0,24%, rupee India 0,13%, ringgit Malaysia 0,16%, sedangkan dolar Hong Kong stagnan.
Analis DCFX Lukman Leong menyebut absennya data ekonomi penting domestik dalam sepekan membuat perhatian pasar tertuju pada sentimen eksternal. Dua faktor penting pekan ini yaitu krisis perbankan dan pertemuan pembuat kebijakan The Fed.
Penguatan rupiah, kata Lukman, karema dolar AS melemah setelah The Fed mengumumkan kenaikan bunga 25 bps sesuai ekspektasi pasar dan memberi sinyal dovish. Pengumuman bunga tersebut pada Kamis dini hari.
"Namun respon pasar cenderung mix, dengan beberapa investor masih tidak nyaman dengan perkembangan seputar krisis perbankan di AS terlebih setelah pernyataan Menteri Keuangan AS Janet Yellen yang tidak konsisten tentang jaminan pada dana nasabah," kata Lukman dalam catatannya sore ini, Jumat (24/3).
Dalam keterangan terbarunya, Yellen mengaku siap mengambil tindakan lebih lanjut untuk menjamin dana nasabah jika ada bank lainnya di AS yang gagal dan menimbulkan risiko sistemik. Sebagaimana diketahui, sebelumnya Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank kolaps.
Pernyataan Janet Yellen itu bertentangan dengan komentar dia sebelumnya yang mengatakan tidak sedang mempertimbangkan untuk memperluas batasan simpanan yang memperoleh penjaminan dari level saat ini hanya untuk deposito di bawah US$ 250 ribu.
Penguatan rupiah sepekan ini terutama ditopang oleh penguatan tajam pada perdagangan hari ini. "Disebabkan oleh investor yang melewatkan momen pelemahan dolar AS, telah kembali dari liburan Nyepi dua hari. Dolar AS sendiri bergeral datar hari ini dan hanya sedikit menguat," ujar Lukman.