Kena Phising, Uang Nasabah di BSI Lenyap Rp 378 Juta
Seorang pengguna Twitter PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI mengadukan uang perusahaan PT Amanah Sejahtera Bersama Property hilang. Rochmat Purwanto menyebut nominal yang lenyap dari rekening perusahaannya sebanyak Rp 378,25 juta. Kejadian itu berlangsung pada April 2023.
Menanggapi kasus tersebut, Corporate Secretary BSI Gunawan A Hartoyo menjelaskan bahwa kejadian tersebut tidak ada kaitannya dengan kendala yang terjadi pada sistem BSI pada 8 Mei lalu. Disampaikan bahwa nasabah yang kehilangan uangnya itu terindikasi terkena penipuan atau phising.
Karenanya BSI sendiri meminta kepada seluruh nasabah untuk lebih waspada dan berhati-hati atas segala bentuk modus penipuan perbankan.
Dalam cuitannya @RochmatPurwanto mengaku telah mengadu ke pihak perbankan. Namun dirinya kecewa setelah mendapatkan jawaban dari BSI.
"Uang kami di BSI hilang 378.251.749 sudah membuat laporan kehilangan dan komplain ke @bankbsi_id cabang Solo tapi jawaban seperti ini, adakah yang perlu dikakukan agar uang kami kembali?," tulis Rochmat, dikutip Senin (15/5).
Dalam dokumen yang dilampirkan oleh pengguna, BSI mengatakan bahwa berdasarkan catatan transaksi yang dilaporkan merupakan transaksi normal melalui channel BSI Net Banking. BSI juga mengatakan transaksi yang terjadi menggunakan user ID dan password yang terdaftar pada sistem bank.
"Dengan mempertimbangkan kode token yang digunakan untuk menjalankan transaksi terkirim ke nomor HP nasabah yang terdaftar pada sistem bank, maka dapat kami sampaikan bahwa transaksi yang terjadi merupakan transaksi sah," tulis BSI dalam tanggapan pengaduan PT Amanah Sejahtera Bersama Property, dikutip Senin (15/5).
uang kami di BSI hilang 378.251.749 sudah membuat laporan kehilangan dan komplain ke @bankbsi_id cabang Solo
tapi jawaban seperti ini, adakah yang perlu dikakukan agar uang kami kembali ? pic.twitter.com/fmBvtQhysV— Rochmat Purwanto (@RochmatPurwanto) May 13, 2023
Sehubungan dengan itu BSI tidak dapat memberikan penggantian dana yang disebut hilang. Sebagai tindak lanjut, BSI menyebut telah berkoordinasi ke bank penerima dana transfer untuk dilakukan tindaklanjut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Rochmat menjelaskan kronologis hilangnya uang perusahaan. Awalnya staf perusahaan akan mengecek transferan masuk, namun didapati saldo hanya Rp 3,7 juta setelah dicek mutasi ada transferan ke tiga rekening asing sebesar Rp 378,25 juta. Pihaknya lalu menelpon call centre BSI untuk blokir rekening tujuan, namun tidak bisa membantu memblokir penerima. Sebab call center meminta adanya laporan polisi.
Setelah minta surat laporan kepolisian. Call center juga tidak menyanggupi untuk memblokir rekening penerima. Call centre meminta datang ke kantor cabang BSI.
Keesokan hari, ia ke kantor cabang pembantu yang berada di Universitas Muhammadiyah Surakarta dan kepala cabang meminta maaf atas apa yang terjadi dan mau menginvestigasi.
Dua pekan setelahnya kepala cabang datang ke rumah direktur perusahaan, mengabari kalau sudah mendatangi rumah pemilik rekening penerima. Setelah dua pekan berikutnya tidak ada kabar, korespondensi via WA tidak mendapatkan jawaban.
Kemudian pihak perusahaan pergi ke kantor cabang pembantu menanyakan kembali perihal apa yang terjadi, dan menyampaikan akan membawa ke ranah hukum jika tidak ada kejelasan.
Selang beberapa hari ia ke Polda Jateng dan disarankan untuk ke daerah. Ia pun bertolak ke Polsekta Laweyan kemudian diarahkan ke Polresta Surakarta karena nominalnya agak besar.
“Kami menempuh jalur hukum dengan harapan masalah segera ada titik terang, kami percaya pihak kepolisian akan bisa membantu kami mengurai masalah kami. Andai itu ada kesalahan di staf kami bisa terungkap, demikian juga jika ada kesalahan dari pihak lain,” tulisnya.
Lalu ia disarankan juga untuk melakukan gugatan hukum ke @bankbsi_id.
Adapun sebelumnya BSI Mobile sempat lumpuh tiga hari berturut-turut. "Kami menemukan indikasi adanya dugaan serangan siber," kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam konferensi pers Kamis (11/5) petang di Gedung Wisma Mandiri 1 Jakarta.
Namun menurutnya dugaan ini perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik bersama pihak terkait.
Hery menegaskan komitmen BSI sebagai institusi perbankan untuk terus memperkuat pertahanan dan keamanan siber, terutama demi kepentingan nasabah. Pihaknya juga tidak henti mengingatkan nasabah untuk terus menjaga kewaspadaan dan berhati-hati terhadap berbagai bentuk modus penipuan, serta kejahatan digital yang mengatasnamakan Bank Syariah Indonesia.