Harga Emas Diramal Kembali Bangkit Jelang Pengumuman Data Inflasi AS

Syahrizal Sidik
10 September 2023, 22:10
Harga Emas Diramal Kembali Bangkit Jelang Pengumuman Data Inflasi AS
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom.
Petugas menunjukkan emas Antam di Butik Antam Pulo Gadung, Jakarta.

Harga emas dunia diramal kembali bangkit pada perdagangan Senin besok (11/9) menjelang pengumuman data inflasi dan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve. Data inflasi yang diumumkan pekan depan akan menjadi faktor kunci dalam keputusan suku bunga The Fed pada pertemuan akhir bulan ini.

Sebelumnya, pada perdagangan Jumat kemarin atau Sabtu pagi WIB, harga emas dunia berbalik menguat (rebound) setelah tiga hari berturut-turut terkapar. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 20 sen atau 0,01% menjadi ditutup pada US$ US$ 1.942,70 per troi ons setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di US$ 1.954,00 dan terendah di US$ 1.940,80.

Emas berjangka menyusut 1,70 dolar AS atau 0,09% menjadi US$ 1.942,50 pada Kamis (7/9), setelah tergelincir US$ 8,40 dolar AS atau 0,43% menjadi US$ 1.944,20 dolar AS pada Rabu (6/9) dan jatuh US$ 14,50 menjadiUS$ 1.952,60 pada Selasa (5/9/2023).

Emas mencapai level terendahnya dalam hampir dua minggu pada Kamis (7/9) kemarin. Namun, emas membukukan kerugian mingguan sebesar 1,2% seiring menguatnya imbal hasil obligasi pemerintah dan dolar AS secara keseluruhan.

"Logam mulia telah berada di bawah tekanan jual baru pada minggu ini, sebagian besar karena penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah,” kata David Russell, CEO GoldCore.

"Peningkatan data AS dan komentar dari anggota FOMC yang menyatakan suku bunga bisa tetap lebih tinggi, lebih lama, memberi lebih banyak pemicu untuk dinamika ini."

Meningkatnya imbal hasil dapat berdampak negatif bagi emas, meningkatkan peluang kerugian untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil, sementara penguatan dolar membuat harga komoditas dalam satuan lebih mahal bagi pengguna mata uang lainnya.

Data ekonomi yang lebih baik dan harga minyak yang naik ke level tertinggi pada tahun 2023 telah memicu kekhawatiran pasar bahwa Federal Reserve mungkin perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut atau membiarkannya lebih lama dari perkiraan, sehingga melemahkan harga emas sepanjang pekan.

Data IHK AS Agustus kemungkinan akan menjadi faktor kunci dalam keputusan suku bunga Federal Reserve pada pertemuannya akhir bulan ini.

“Mungkin logam kuning akan menemukan pijakan yang stabil di kisaran 1.900-1.950 dolar AS sambil menunggu data inflasi minggu depan dan pertemuan The Fed pada minggu berikutnya,” kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA, mengacu pada pembaruan IHK Agustus mendatang dan keputusan suku bunga bank sentral.

Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Jumat (8/9) bahwa persediaan grosir AS turun 0,2% pada Juli setelah turun sebesar 0,7% pada Juni. Sedangkan penjualan grosir naik 0,8% pada Juli setelah turun 0,8% pada Juni.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 6,60 sen atau 0,28% menjadi ditutup pada US$ 23,174 dolar AS per troi ons. Platinum untuk pengiriman Oktober terpangkas US$ 14,80 dolar AS atau 1,63% menjadi menetap pada US$ 894,80 per troi ons.

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...