Kredit Mikro Bank Mandiri Tumbuh 5,9% jadi Rp 80,3 T per September
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menyalurkan kredit usaha segmen mikro sebesar Rp 80,3 triliun per September 2023. Dana tersebut tersalurkan kepada lebih dari 1,2 juta debitur di seluruh Indonesia.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyampaikan jumlah kredit yang tersalurkan tersebut tumbuh sebesar 5,96% secara tahunan. “Yang tinggi itu pertumbuhannya di (sektor) Kredit Usaha Mikro (KUM), sedangkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) agak menurun,” ujarnya dalam acara media gathering di Toba, Sumatera Utara, Kamis (12/10).
Sektor KUM tercatat menyumbang pertumbuhan sebesar 38%. Sementara, menurut SVP Micro Development & Agent Banking Bank Mandiri, Ashraf Farahnaz, penyaluran KUR tumbuh melambat. Hingga Agustus 2023, penyaluran KUR bank bersandi BMRI ini sudah mencapai Rp 20,52 triliun, setara 42,76% dari target penyaluran di tahun ini.
“KUR itu agak menurun karena kami baru start booking di pertengahan Februari,” ujar Ashraf.
Menurutnya, segmen usaha mikro di Indonesia berpeluang besar untuk terus bertumbuh. Namun, ia menyampaikan terdapat dua hal besar pada UMKM yang harus diatasi oleh seluruh institusi finansial baik perbankan maupun non perbankan, yakni, pertama adalah dari sisi biaya operasional yang tinggi. Selain itu, segmen ini juga memiliki risiko operasional yang juga tinggi.
"Kami di Bank Mandiri melihat dua hal ini bisa kami mitigasi dengan digitalisasi,” ujar dia.
Untuk menggerakkan pertumbuhan potensi UMKM, Ashraf mengatakan Bank Mandiri terus dorong digitalisasi, edukasi, dan pendampingan ke seluruh UMKM agar mereka semakin melek dan mau menggunakan tools digital yang saat ini ada di market.
Inisiatif yang dilakukan Bank Mandiri yakni dengan memperluas basis pelanggan, memberikan solusi digital, dan meningkatkan kemampuan saluran.
Meski begitu, terdapat empat tantangan besar bagi Bank Mandiri untuk memastikan bahwa strategi tersebut dapat terus menyesuaikan landskap bisnis mikro yang terus bergerak oleh berbagai faktor antara lain, perubahan perilaku masyarakat.
Selain itu, faktor pesaing baru dan permintaan pasar yang terus berkembang, perubahan kebijakan pemerintah hingga inklusi populasi yang tidak mempunyai rekening bank dan tidak mempunyai rekening bank.