BI Catat Transaksi E-Commerce Turun pada 2023 jadi Rp 453,7 Triliun
Bank Indonesia mencatat transaksi e-commerce mencapai Rp 453,75 triliun sepanjang tahun lalu, turun dibandingkan tahun sebelumnya Rp 476 triliun. Angka ini juga jauh berada di bawah perkiraan bank sentral sebelumnya yang mencapai Rp 533 triliun.
BI juga mencatat, volume transaksi e-Commerce pada tahun lalu mencapai 3,71 miliar. Transaksi ini diperkirakan akan meningkat ke depan seiring dengan pola kebiasaan masyarakat yang semakin terdigitalisasi.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, ada banyak sisi positif dari perdagangan elektronik atau e-commerce. Salah satunya, dapat membantu menekan inflasi karena memudahkan transaksi dan perdagangan besar maupun ritel.
“Kemudahan transaksi yang dialami platform digital, terdapat kompetisi harga. Kompetisi harga ini yang terus menurunkan inflasi. Khususnya inflasi inti,” ujar Perry di Jakarta, Rabu (17/1).
Inflasi inti pada tahun lalu terjaga rendah sebesar 1,80% (yoy) dipengaruhi oleh imported inflation yang rendah, ekspektasi inflasi yang terjangkar dalam sasaran, dan kapasitas perekonomian yang masih besar dan dapat merespons permintaan domestik.
Inflasi volatile food juga terkendali sebesar 6,73% (yoy) didukung oleh eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dengan TPIP dan TPID melalui penguatan GNPIP di berbagai daerah dalam mengendalikan harga pangan, termasuk dari dampak El Nino. Inflasi kelompok administered prices tercatat sebesar 1,72% (yoy),
Perry mengatakan, mayoritas penduduk Indonesia saat ini terdiri dari generasi milenial dan gen Y. Para generasi muda ini, menurut dia, rata-rata melek teknologi. Oleh karena itu, salah satu langkah yang dilakukan BI sebagai regulator sistem pembayaran adalah mendorong digitalisasi transaksi pembayaran.
"Kami terus mendorong transaksi digitalisasi sistem pembayaran untuk memfasilitasi para masyarakat milenial dan transaksi ekonomi dan keuangan tapi juga tetap cepat dan sesuai kaidah prinsip-prinsip perlindungan konsumen,” ujar Perry.
Perry mencatat, transaksi digital banking baik 13,84% secara tahunan mencapai Rp 58.478,24 triliun pada 2023. Transaksi uang elektronik melonjak 43,45% menjadi Rp 835,85 triliun, sedangkan transaksi QRIS melesat 130% menjadi Rp 229,96 triliun.
Jumlah pengguna QRIS saat ini mencapai 45,78 juta dengan jumlah merchant 30,41 juta, yang sebagian besar merupakan UMKM.
Sementara itu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit mencapai Rp 8.178,69 triliun atau turun sebesar 0,81% dibandingkan 2022.