Mantan CEO Bitmex Arthur Hayes: Koreksi Bitcoin Sudah Berlalu
Mata uang kripto melambung dipimpin oleh kenaikan Bitcoin (BTC) pada perdagangan di pasar Amerika Serikat, Jumat (3/5). Mantan CEO Bitmex Arthur menyebut harga Bitcoin sudah mencapai titik terendah pada US$56.000 (Rp 896 juta). Namun, pemulihan harga Bitcoin akan berlangsung secara bertahap.
Harga Bitcoin melonjak hampir 5% menjadi di atas US$62.000 (Rp 992 juta) selama perdagangan jam-jam pagi di AS. Data ketenagakerjaan AS bulan April yang lebih baik dari perkiraan yang meredakan kekhawatiran tentang suku bunga yang lebih tinggi.
Menurut Coindesk, Bitcoin ditransaksikan di harga US$61.600 (Rp 985,6 juta), naik 4,4% dan mengungguli kenaikan 3% CoinDesk 20 Index (CD20) di pasar yang lebih luas selama 24 jam terakhir. Ether (ETH) merebut kembali level US$3.000 (Rp 48 juta) dan naik 3% selama periode yang sama. Sementara itu, altcoin utama Dogecoin (DOGE), Shiba inu (SHIB), dan NEAR milik Near Protocol melonjak 5%-10%.
Reli kripto ini terjadi karena ekonomi AS menambahkan 175.000 pekerjaan di bulan April, lebih rendah dibandingkan dengan konsensus analis sebesar 245.000 dan bulan sebelumnya sebesar 315.000, menurut laporan Nonfarm Payrolls dari pemerintah. Laporan ini juga menunjukkan tingkat pengangguran naik tipis menjadi 3,9% dari 3,8% di bulan Maret.
Data CME FedWatch mengindikasikan para pelaku pasar melihat peluang sebesar 68% untuk setidaknya satu kali penurunan suku bunga pada bulan September, naik dari 57% seminggu yang lalu.
Koreksi Bitcoin sejak pertengahan Maret bertepatan dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap Federal Reserve yang mengadopsi sikap yang lebih hawkish dalam menghadapi inflasi yang tinggi dalam beberapa bulan terakhir. Beberapa pialang bahkan mengabaikan peluang penurunan suku bunga tahun ini. Hal ini membantu indeks dolar AS ke level tertinggi sejak November, yang sering kali menjadi sinyal bearish untuk aset-aset berisiko seperti kripto.
Selain data tenaga kerja yang melunak, analis Coinbase David Han dan David Duong mencatat pertemuan FOMC minggu ini di mana para pembuat kebijakan mengindikasikan tidak tertarik untuk menurunkan suku bunga. Namun, ada tanda The Fed akan bersikap dovish yang terlihat dari berkurangnya laju limpasan neraca bank sentral yang sering disebut sebagai kampanye pengetatan kuantitatif (QT).
"Kami percaya bahwa pernyataan FOMC yang lebih dovish dari yang diperkirakan telah mengisyaratkan puncak momentum kenaikan USD terhadap FX [mata uang asing] dan pasangan kripto," tulis Han dan Duong, seperti dikutip Coindesk, Minggu (5/5).
Arthur Hayes, mantan CEO bursa kripto BitMEX, mengatakan dalam esai terbarunya bahwa Bitcoin kemungkinan mencapai titik terendah minggu ini di US$56.000 (Rp 896 juta). Namun, ia memperingatkan investor untuk mengharapkan kenaikan bertahap alih-alih pemulihan cepat ke level tertinggi Maret.
Pasalnya, pasar akan mendingin selama beberapa bulan ke depan. Berbicara tentang apa yang akan terjadi selanjutnya, Hayes memperkirakan Bitcoin akan reli ke atas US$60.000 (Rp 960 juta). Kemudian, ia memprediksi Bitcoin akan bergerak di kisaran US$60.000 (Rp 960 juta) hingga US$70.000 (Rp 1,12 miliar) hingga Agustus mendatang.