Transaksi Kripto Indonesia Tembus Rp 211 T, Lampaui Transaksi 2023
Nilai transaksi kripto di Indonesia periode Januari hingga April 2024 telah mencapai Rp 211 triliun. Menurut data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), nilai transaksi kripto itu sudah melampaui nilai transaksi sepanjang 2023 yang mencapai Rp 149,25 triliun.
Jika dibandingkan dengan nilai transaksi kripto pada periode yang sama 2022 yang mencapai Rp 306,4 triliun, pertumbuhan transaksi ini menunjukkan tren yang positif di Indonesia. Jumlah investor kripto juga meningkat menjadi 20,16 juta orang.
"Peningkatan ini tidak hanya menunjukkan minat yang tinggi dari masyarakat, tetapi juga mencerminkan kepercayaan yang semakin kuat terhadap aset digital di tengah pasar yang terus berkembang," ujar Yudhono Rawis, CEO Tokocrypto, dalam keterangan tertulis, Kamis (30/5).
Ia mengutip laporan Chainalysis "Cryptocurrency Gains by Country 2023" yang menempatkan Indonesia pada peringkat kelima secara global dalam hal keuntungan kripto. Total keuntungan investor Indonesia dari transaksi kripto mencapai Rp 16,7 triliun pada tahun lalu. Ini merupakan pencapaian yang mengesankan bagi Indonesia, terutama jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara.
Yudho mengatakan, jika tren ini terus berlanjut, pasar kripto di Indonesia bisa mencapai nilai transaksi antara Rp 700 triliun hingga Rp 800 triliun pada akhir 2024. Prediksi Yudhono ini berdasarkan pertumbuhan nilai transaksi yang sudah terlihat hingga April dan ekspektasi keuntungan yang hampir dua kali lipat dibandingkan dengan 2023, yakni mencapai Rp 23,61 triliun.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Blockchain dan Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo-ABI) ini menyebut ada perubahan perilaku investor kripto di Indonesia tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu. Pada 2023, investor cenderung mempertahankan aset mereka daripada mengonversinya ke uang fiat. Hal ini didorong oleh ekspektasi kenaikan harga yang belum mencapai puncak tertinggi sepanjang masa.
Sementara itu, pada tahun ini investor semakin aktif melakukan transaksi jual maupun beli aset kripto. Hal ini menjadi indikator positif karena kepercayaan masyarakat terhadap stabilitas dan potensi keuntungan jangka pendek di pasar kripto meningkat. "Investor kripto di Indonesia mulai menunjukkan pola investasi yang lebih dinamis pada 2024," ujar dia.
Tren Positif di Pasar Global
Tren positif ini juga didukung oleh beberapa perkembangan penting di pasar global. Persetujuan ETF Bitcoin dan ETF Ethereum spot di Amerika Serikat serta perdagangan Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) ETP (exchange-traded products) di Bursa Efek London menandai langkah signifikan dalam adopsi aset kripto oleh institusi keuangan tradisional.
Perubahan sikap regulator global, seperti Financial Conduct Authority (FCA) di Inggris yang kini lebih terbuka, berpotensi mendorong lahirnya regulasi yang lebih ramah terhadap aset kripto di berbagai yurisdiksi, termasuk Indonesia.
“Dengan semakin banyaknya produk keuangan yang tersedia, seperti ETF dan ETP yang diperdagangkan di bursa internasional, serta regulasi yang lebih mendukung, investor merasa lebih percaya diri untuk melakukan transaksi. Ini mendorong likuiditas pasar dan menciptakan peluang baru bagi pertumbuhan nilai transaksi kripto di Indonesia,” kata Yudho.
Ia juga melihat bahwa regulasi yang lebih harmonis dan mendukung dapat menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan industri kripto. AS dan Hong Kong mulai mengatur produk kripto dengan lebih baik, hal ini membuka jalan bagi pertumbuhan pasar kripto yang lebih inklusif di berbagai negara.
Yudho juga mengatakan para pelaku industri berharap Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan mengawasi dan mengatur aset kripto pada awal 2025 mendatang memberi perhatian terhadap hal ini.