Bursa Kripto Jepang Diretas, Bitcoin Senilai Rp 4,9 Triliun Raib
DMM Bitcoin, sebuah bursa mata uang kripto Jepang, mengatakan mereka kehilangan 48 miliar yen (Rp 4,9 triliun) Bitcoin (BTC) setelah sistem mereka diretas. Jumlah Bitcoin yang hilang itu setara 4.502,9 Bitcoin.
Dalam sebuah unggahan blog di situsnya, DMM Bitcoin mengatakan telah mengambil langkah-langkah untuk menghindari arus keluar yang tidak sah lebih lanjut. Data yang disediakan oleh perusahaan keamanan Blocksec menunjukkan bahwa peretas membagi Bitcoin yang dicuri ke dalam sepuluh dompet dalam jumlah 500 BTC.
“Yakinlah bahwa kami akan mendapatkan jumlah BTC yang setara dengan arus keluar dengan dukungan dari grup dan kami menjamin akan mengganti secara penuh,” kata DMM Bitcoin, seperti dikutip Coindesk, Sabtu (1/6).
Bursa kripto itu telah membatasi semua pembelian spot di platform. DMM Bitcoin juga menyebutkan bahwa penarikan dana dalam yen Jepang mungkin membutuhkan lebih banyak waktu dari biasanya.
Bitcoin senilai lebih dari US$473 juta (Rp 7,66 triliun) telah hilang akibat peretasan mata uang kripto pada tahun 2024 sebelum pencurian ini. Kerugian DMM Bitcoin ini merupakan yang terbesar kedua di Jepang setelah Coincheck diretas senilai 58 miliar yen pada tahun 2018.
Menurut perusahaan forensik kripto Elliptic, jika dikonfirmasi, peretasan ini akan menempati pencurian kripto terbesar kedelapan sepanjang masa. Peretasan DMM Bitcoin ini juga merupakan yang terbesar sejak peretasan senilai US$ 477 juta (Rp 7,7 triliun) yang diderita FTX, pada November 2022.