Bos Bukalapak Ungkap Penyebab Perusahaan Rugi Naik 93% di Semester I

Nur Hana Putri Nabila
6 Agustus 2024, 11:42
Bukalapak
Bukalapak
Bukalapak
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Presiden PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Teddy Oetomo, mengungkapkan alasan kinerja perusahaannya lesu dan masih membukukan rugi hingga semester I 2024. 

Berdasarkan laporan keuangannya yang dikutip Selasa (6/8), hingga semester I 2024 Bukalapak membukukan rugi periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 751,90 miliar. Rugi tersebut membengkak 93,2% secara year on year (yoy) dari periode rugi tahun lalu Rp 389,27 miliar. 

Teddy menyatakan perusahaan mengalami penurunan di segmen konsumen mass market pada kuartal kedua. Meski demikian, ia menegaskan bahwa model bisnis perusahaan tetap solid.

"Perusahaan terus berinvestasi pada peluang pertumbuhan yang diharapkan dapat memperbesar skala bisnis Bukalapak, dan mendorong pendapatan serta margin di tahun-tahun mendatang,” ucap Teddy dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (6/8).

Seiring dengan ruginya Bukalapak, pendapatan bersihnya justru meningkat 10,6% menjadi Rp 2,41 triliun pada semester I 2024.  Akan tetapi, perusahaan masih mengalami akumulasi defisit sebesar Rp 9,46 triliun pada semester I 2024.

 Teddy mengatakan kenaikan pendapatan ditopang dari divisi marketplace yang menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 26%. Kemudian Divisi Online to Offline (O2O) mencatat pertumbuhan 17% pada semester I 2024 dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya, didorong oleh kenaikan ragam produk dan layanan yang ditawarkan kepada Mitra. 

 Tak hanya itu, sekitar 73% dari Total Payment Volume (TPV) pada kuartal kedua 2024 berasal dari luar wilayah Tier 1 Indonesia. Teddy mengatakan, perusahaan terus melihat pertumbuhan yang kuat dalam penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi di toko ritel mikro offline. Bisnis O2O menyumbang 50% dari pendapatan grup BUKA pada paruh pertama 2024.

 “Kenaikan tersebut merupakan hal positif untuk periode jangka pendek, namun sulit untuk dipertahankan di sepanjang sisa tahun ini,” tambahnya.

 Teddy juga mengatakan margin kontribusi keseluruhan BUKA, yang diukur sebagai laba kotor setelah dikurangi biaya penjualan dan pemasaran (S&M), meningkat dari Rp 124 miliar pada kuartal pertama 2024 menjadi Rp162 miliar pada kuartal kedua 2024. Margin kontribusi untuk divisi O2O tetap stabil pada 0,13% dari TPV. Sementara margin kontribusi divisi Marketplace mengalami peningkatan signifikan sebesar 20 basis poin, mencapai 0,77% pada kuartal kedua 2024.

 Meskipun kuartal kedua ini cenderung lebih statis, kata Teddy, perusahaan puas dengan kinerja di semester I 2024. Hal itu terlihat BUKA mengalami kenaikan margin kontribusi per kuartal sebesar 30%.

“Dan take rate yang kuat, yang telah melampaui 3% secara rata-rata untuk pertama kalinya, ini adalah sesuatu yang menggembirakan,” pungkas Teddy.

 

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...