OJK Ungkap Penyaluran Kredit Paylater Bank Melesat Lampaui Perusahaan Pembiayaan

Patricia Yashinta Desy Abigail
10 September 2024, 20:30
Ilustrasi Paylater, perbankan, ojk
Unsplash
Ilustrasi Paylater.

Ringkasan

  • Otoritas Jasa Keuangan mencatat penyaluran kredit Buy Now Pay Later (BNPL) oleh perbankan mencapai Rp 18 triliun hingga Juli 2024, naik 36,66%, sementara perusahaan pembiayaan mencapai Rp 7,81 triliun.
  • Faktor peningkatan penggunaan layanan BNPL di perbankan dibandingkan dengan perusahaan multifinance adalah karena bank memiliki permodalan dan basis nasabah yang lebih baik, serta kemampuan mengelola risiko yang positif.
  • Sektor perbankan melihat fitur BNPL sebagai kontribusi untuk pengembangan kredit UMKM dan kredit konsumsi kecil, dengan risiko kredit BNPL tergolong rendah (NPL di level 2,24%), meskipun Dian Ediana Rae mengingatkan potensi risiko kredit macet.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Otoritas Jasa Keuangan mencatat total penyaluran kredit Buy Now Pay Later atau beli sekarang bayar nanti di perbankan mencapai Rp 18 triliun hingga Juli 2024, melesat 36,66%. Baki debet Paylater perbankan tersebut jauh melampaui yang disalurkan perusahaan pembiayaan mencapai Rp 7,81 triliun. 

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae menjelaskan, penyebab penggunaan layanan paylater di perbankan yan mengalahkan paylater perusahaan pembiayaan atau multifinance. Bank memiliki permodalan dan basis nasabah yang kuat. 

"Daya tampung risiko, tingkat risiko bank-bank juga sudah diukur, saya melihatnya sejauh ini positif. Jadi kebutuhan masyarakat kecil juga diperhatikan oleh bank-bank," kata Dian saat ditemui di Gedung DPR Jakarta, Selasa (10/9).

Ia mengatakan, fitur paylater perbankan dapat memberikan kontribusi kepada pengembangan kredit UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dan kredit kecil lain, termasuk kredit konsumsi. 

Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) porsi produk kredit buy now pay later (BNPL) perbankan sebenarnya baru mencapai 0,24% dari total kredit. Namun, pertumbuhannya menjadi salah satu yang tertinggi.  Rsiko kredit produk ini juga cukup rendah dengan rasio kredit bermasalah atau NPL di level 2,24%. 

Di sisi lain, penyaluran pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) oleh perusahaan multifinance meningkat sebesar 73,55% yoy atau menjadi Rp 7,81 triliun. Risiko kreditnya sedikit lebih tinggi yakni mencapai 2,82%. 

Meski rasio kredit bermsalah produk Paylayer jauh diambang batas yang ditetapkan OJK sebesar 5%, Dian tetap mengingatkan risiko kredit macet dapat meningkat. 

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...