Trump Tunda Pengenaan Tarif 90 Hari, Rupiah Berpeluang Menguat

Ringkasan
- Presiden Prabowo Subianto mengunjungi Qatar untuk mempererat hubungan bilateral, khususnya kerja sama strategis lintas sektor. Pertemuan dengan Emir Qatar di Istana Amiri Diwan meliputi upacara kenegaraan dan pertemuan bilateral.
- Presiden Prabowo dan Emir Qatar membahas isu strategis dan menyaksikan penandatanganan sejumlah nota kesepahaman (MoU). Pertemuan diakhiri dengan jamuan santap siang kenegaraan.
- Qatar berkomitmen membangun enam juta rumah di Indonesia, meningkat dari rencana awal satu juta rumah. MoU awal untuk satu juta rumah telah ditandatangani dan disaksikan oleh Presiden Prabowo.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengumumkan untuk menunda pengenaan tarif perdagangan selama 90 hari untuk banyak negara mitra dagangnya. Namun, penundaan ini dikecualikan untuk Cina yang tetap dikenakan tarif impor 125%.
Sejumlah analis menilai keputusan Trump ini bisa berdampak kepada pergerakan rupiah terhadap dolar AS. Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan rupiah berpeluang untuk menguat.
“Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS di tengah sentimen risk on yang kuat setelah Trump mengumumkan penundaan 90 hari terhadap tarif pada hampir semua negara kecuali Cina,” kata Lukman kepada Katadata.co.id, Kamis (10/4).
Lukman memproyeksikan rupiah akan menguat hari ini di level Rp 16.750 hingga Rp 16.900 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.05 WIB, rupiah dibuka menguat pada level Rp 16.775 per dolar AS. Level ini menguat 97 poin atau 0,57% dari penutupan sebelumnya.
Waspadai Pelemahan Rupiah
Meski begitu, pengamat pasar uang, Ariston Tjendra mengungkapkan masih ada potensi pelemahan rupiah setelah kebijakan penundaan tarif Trump tersebut. Ariston menjelaskan, Trump memang sudah memulai untuk memainkan strategi negosiasinya berkaitan dengan tarif impor.
“Dengan penundaan tersebut, pergerakan indeks saham Asia sebagian bergerak positif, mengikuti indeks saham AS yang ditutup menguat,” ujar Ariston.
Namun, Ariston menilai pasar masih khawatir soal isu tarif tersebut. Terlebih, pesaing utama AS yaitu Cina sudah mengumumkan tarif balasan. China memberlakukan tarif sebesar 84% terhadap barang-barang asal Amerika Serikat mulai Kamis (10/4).
“Potensi masih pelemahan untuk rupiah hari ini ke arah Rp 16.900 per dolar AS dengan support di kisaran Rp 16.800 per dolar AS,” kata Ariston.