Rupiah Diprediksi Melemah Imbas Sentimen The Fed dan Data BI

Rahayu Subekti
21 Agustus 2025, 09:39
rupiah, dolar amerika, the fed,
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/bar
Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (15/5/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Nilai tukar rupiah diperkirakan melanjutkan pelemahan terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini (21/8). Salah satu faktornya yakni investor menunggu arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed.

Peneliti mata uang dan komoditas sekaligus Direktur Utama PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan pelemahan rupiah ini dipicu tren investor yang masih menunggu kebijakan baru The Fed.

"Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang  Rp 16.240 hingga Rp 16.300 per dolar AS," kata Ibrahim, Kamis (21/8). 

Ibrahim menjelaskan fokus pasar minggu ini yakni risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dan pidato Ketua Fed Jerome Powell di simposium Jackson Hole pada Jumat (22/8). 

“Keduanya dapat memberikan petunjuk baru tentang prospek kebijakan moneter The Fed," ujar Ibrahim. 

Berdasarkan data Bloomberg Kamis (21/8) pagi, rupiah dibuka melemah 0,03% dibandingkan penutupan sebelumnya menjadi Rp 16.276 per dolar AS.

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong juga memproyeksikan rupiah melemah terhadap dolar AS, setelah risalah FOMC dimana pejabat The Fed pada umumnya masih menunjukkan sikap hawkish. 

"Namun pelemahan diperkirakan terbatas, dengan perbedaan pendapat dari dua gubernur menunjukkan peningkatan tekanan dovish yang memberi sinyal potensi pemangkasan pada September 2025 masih sangat terbuka," ujar Lukman. 

Lukman memprediksi rupiah bergerak ke level Rp 16.200 hingga Rp 16.350 per dolar AS.

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan pergerakan rupiah akan dipengaruhi oleh faktor domestik. BI akan merilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) untuk posisi kuartal II 2025 pada hari ini. 

"Kami memperkirakan defisit transaksi berjalan tetap terkendali di sekitar 1% dari PDB meskipun melebar dibandingkan posisi kuartal I 2025," kata Josua. 

Josua memproyeksikan rupiah bergerak ke kisaran level Rp 16.225 hingga Rp 16.350 per dolar AS.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...