Sarinah Go International, Gandeng Perusahaan Swiss dan Meksiko
PT Sarinah (Persero) mengembangkan sayap hingga internasional dengan menggandeng perusahaan asal Swiss Dufry AD dan perusahaan Meksiko Omega Group. Dengan keunggulan mitra barunya ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menargetkan ada 10 produk yang bisa dipasarkan secara internasional.
"Untuk tahap pertama saya targetkan setidaknya ada 10 produk unggulan Indonesia yang bisa dipasarkan melalui kerjasama ini dan nantinya diharapkan semakin terbuka lagi peluang produk lokal dan UMKM go global," ujar Erick dalam rilis, Senin (9/11).
Kerja sama ini dijalin berdasarkan penandatanganan nota kesepahaman atau MoU joint venture antara Sarinah dengan kedua perusahaan internasional tersebut yang bertempat di KBRI Mexico City. Model kerja samanya, dengan memamerkan produk Sarinah secara permanen di pasar-pasar retail premium dunia.
Erick berharap Sarinah dapat menitikberatkan pada kurasi dan seleksi produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang premium dan memiliki kualitas dunia untuk dapat dipamerkan. Selain itu, produk-produk tersebut juga harus sesuai dengan selera pasar kategori bebas bea dunia alias duty-free.
"Sarinah yang akan masuk ke liga pasar retail dan duty-free international juga perlu meningkatkan kapasitas baik kelembagaan maupun SDM melalui proses scouting dan pembelajaran manajemen retail dunia dari Dufry," kata Erick menambahkan.
Dia optimistis dengan menggandeng mitra Dufry dan Omega Group, gerbang pasar riil dunia akan terbuka bagi produk Indonesia, khususnya di sektor ritel, travel, maupun leisure. Produk UMKM bisa memiliki peluang untuk masuk ke liga utama pemain dan pebisnis dunia.
"Sarinah harus selalu membawa kepentingan nasional dan merek lokal di mancanegara," kata Erick.
Dufry merupakan perusahaan ritel yang mengoperasikan lebih dari 2.400 gerai, baik yang bebas bea maupun berbayar. Gerai Dufry tersebar di berbagai tempat seperti bandara, kapal pesiar, pelabuhan, maupun lokasi wisata lainnya di seluruh dunia dengan total lebih dari 420 lokasi.
Nantinya, tersedianya Indonesian Corner dan House of Indonesia di berbagai gerai dan pusat perbelanjaan jejaring Dufry yang tersebar di 65 negara di dunia. Adapun, beberapa merek toko ritel milik Dufry di antaranya World Duty Free, Nuance, Hellenic Duty Free, Hudson, atau RegStaer.
Sementara, Omega Group merupakan perusahaan periklanan asal Meksiko yang menawarkan berbagai macam layanan untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya. Berdasarkan website resmi perusahaan, Omega menyediakan jasa penelitian dan studi lapangan, serta mengoptimalkan sumber daya kliennya.
Omega Group memiliki kantor di seluruh Amerika Latin dan jaringan kolaborator untuk memenuhi kebutuhan pameran klien di belahan dunia manapun. Perusahaan akan mendesain dan mengimplementasikan hasilnya pada gerai kliennya untuk kepentingan pameran.
Sarinah, Masuk Holding BUMN Pariwisata
Kementerian BUMN berencana menyatukan perusahaan pelat merah dan anak-anak usahanya yang terkait pariwisata dan penerbangan. Ada beberapa perusahaan yang akan terlibat dalam holding BUMN Pariwisata ini, salah satunya Sarinah.
Selain Sarinah ada juga PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), Inna Hotels & Resorts, Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), serta Taman Wisata Candi (TWC). Kemudian PT Survai Udara Penas (Penas) yang akan ditunjuk sebagai induk holdingnya.
Rencananya, pembentukan holding ini akan dilakukan mulai akhir tahun ini hingga 2022. Holding BUMN Pariwisata akan membentuk empat klaster. Pertama, klaster bandara, akan beranggotakan Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II. Kedua, klaster penerbangan yang meliputi Garuda Indonesia dan Pelita Air Service.
Kemudian klaster manajemen perjalanan yang beranggotakan ITDC, TWC, Inna Hotel & Resorts, dan anak usaha Garuda. Keempat, klaster layanan aviasi dan logistik yang terdiri dari anak usaha Garuda, anak usaha Angkasa Pura dan Sarinah.