Omzet Moncer, Indofood (INDF) Kantongi Laba Bersih Rp 3,4 T Semester I
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mengantongi laba bersih Rp 3,43 triliun sepanjang semester I 2021, atau naik 20,8% dari untung bersih periode yang sama tahun lalu Rp 2,84 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan, kenaikan tersebut sejalan dengan penjualan bersih Indofood yang naik 20,38% menjadi Rp 47,29 triliun pada semester I-2021, dari enam bulan pertama tahun lalu Rp 39,38 triliun.
Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood Anthoni Salim mengatakan dalam situasi yang dinamis saat ini, Indofood telah mempertahankan kinerja yang konsisten pada semester pertama tahun ini.
"Kami akan tetap waspada dalam melindungi karyawan kami dan mempertahankan daya saing kami," katanya melalui siaran pers, Rabu (25/8).
Adapun, beban pokok penjualan yang menggerus profitabilitas Indofood tercatat Rp 31,39 triliun, tumbuh 16,68% dibandingkan Rp 26,9 triliun. Alhasil, laba brutonya melonjak 27,41% menjadi Rp 15,89 triliun dari semula Rp 12,47 triliun.
Setelah kembali dikurangi beberapa pos beban seperti beban penjualan dan distribusi, beban umum dan administrasi, dan lainnya, Indofood mencatatkan laba usaha Rp 8,48 triliun atau naik 50,76% dari Rp 5,62 triliun. Marjin laba usaha meningkat menjadi 17,9% dari 14,3%.
Profitabilitas Indofood juga harus kembali dipotong oleh beban keuangan yang mencapai Rp 2,02 triliun pada semester I-2021 atau naik 171,41% dari Rp 744,95 miliar. Selain itu, beban pajak penghasilan senilai Rp 1,64 triliun, naik 10,1% dari Rp 1,49 triliun juga menggerus profitabilitas.
Dengan demikian, Indofood menghasilkan laba bersih Rp 3,43 triliun dalam enam bulan pertama tahun ini. Marjin laba bersih sedikit meningkat menjadi 7,3% dari 7,2%. Core profit meningkat 37% menjadi Rp 3,92 triliun dari Rp 2,87 triliun.
Salah satu anak usaha yang menopang kinerja Indofood pada semester I-2021 adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Pada periode tersebut, ICBP membukukan laba bersih Rp 3,22 triliun atau turun 4,65% dari semester I 2020 Rp 3,37 triliun.
Padahal, berdasarkan laporan keuangan, ICBP mampu mengantongi penjualan neto Rp 28,19 triliun hingga Juni 2021 atau naik 22,35% dari Rp 23,04 triliun. Meski beban pokok penjualan naik, tapi ICBP masih mampu menghasilkan laba bruto Rp 10,43 triliun atau naik 25,23% dari Rp 8,33 triliun.
Keuntungan ICBP pun harus dikurangi beban penjualan dan distribusi, beban umum dan administrasi, dan beban operasi lainnya sehingga menghasilkan laba usaha Rp 6,36 triliun atau masih naik 36% dari Rp 4,67 triliun. Marjin laba usaha meningkat menjadi 22,6% dari 20,3%.
Profitabilitas ICBP banyak tergerus akibat menanggung beban keuangan yang mencapai Rp 1,48 triliun pada semester I-2021. Beban keuangan tersebut lebih besar hingga 1.638% dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya Rp 85,37 miliar saja.
Anthoni Salim yang juga Direktur Utama dan Chief Executive Officer ICBP memberikan penjelasan terkait penurunan laba bersih perusahaan. Ia mengatakan, dengan tidak memperhitungkan akun non-recurring dan selisih kurs yang belum terealisasi, core profit yang mencerminkan kinerja operasional sebenarnya meningkat 25% menjadi Rp 3,95 triliun dari Rp 3,16 triliun.
Ia menilai, meski laju pemulihan ekonomi global belum menentu karena masih berlanjutnya pandemi Covid-19, ICBP dapat mencatat kinerja operasional yang positif pada paruh pertama 2021. "Ke depan, kami terus fokus memperkuat keunggulan operasional dan mempertahankan ketangguhan model bisnis kami yang terintegrasi," kata Anthoni.