Kiat Bank BUMN Perkuat Bisnis UMKM
Bank pelat merah kompak mendorong bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk naik kelas. Bank Negara Indonesia (BNI) mendorong melalui kerja sama di United Arab Emirates, sementara Bank Mandiri melalui program Rumah BUMN.
BNI memfasilitasi debitur UMKM nasional masuk ke Al Jaber Gallery di Mall of Dubai, jaringan toko souvenir di United Arab Emirates yang berdiri 1960. Pemiliknya adalah Abdulla Jaber Belshalat yang merupakan pengusaha di bidang kerajinan dan barang antik.
Saat ini, Al Jaber Gallery memiliki 26 toko yang tersebar di berbagai mal serta jalan raya di Dubai dan Abu Dhabi. Galeri itu menjual berbagai kerajinan asli Arab dan berbagai belahan dunia seperti Timur Tengah dan Asia Selatan.
Sebagai proyek percontohan, BNI mensponsori 10 pelaku UMKM yang erdiri dari 30 produk. Seperti sepatu, keramik, fabrik, perhiasan, porselen, tas, dan pajangan rumah untuk dapat dipasarkan di toko Al Jaber Gallery Dubai Mall.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan UMKM adalah segmen strategis yang tengah didorong pemulihan kinerjanya tahun ini. BNI terus mencari potensi pertumbuhan bagi debitur UMKM untuk menembus pasar global yang ceruk pasarnya besar.
Kerja sama dengan Al Jaber Gallery di Dubai Mall diharapkan mampu memperbesar cakupan pasar pelaku UMKM. "Tentunya, hal ini kami harapkan dapat memberi dampak positif untuk membuka jalan UMKM Indonesia go global," kata Royke dalam siaran pers yang dikutip Senin (8/11).
Pada tahap ini BNI Xpora berperan sebagai fasilitator para UMKM untuk mendapat tempat istimewa di gerai toko tanda mata tersebut. Ke depan, pelaku UMKM ini dapat dengan mandiri bekerja sama langsung dengan Al Jaber Gallery.
"Xpora menjadi komitmen BNI untuk mengakselerasi UMKM naik kelas dan go global. Kami yakin akan semakin banyak memfasilitasi pencocokan bisnis UMKM nasional ke banyak negara lain," kata Royke.
Pemilik galeri Abdulla Jaber Belshalat mengatakan, pihaknya mengkurasi 30 produk-produk dari BNI Xpora tersebut. Dia kagum melihat produk Indonesia memiliki kualitas serta tingkat kerumitan yang tinggi pula.
"Ini sangat bagus. Kualitasnya sangat bagus. Kami tentu akan mendorong pelanggan kami membeli produk Indonesia," kata Abdulla pada kesempatan yang sama.
Dia berharap produk-produk Indonesia ini mampu menjaga kualitasnya ke depan. Pasalnya, dari titik ini permintaan pelanggan akan lebih tinggi. Terlebih, Al Jaber akan mulai menempatkan produk-produk UMKM ke seluruh toko Aljaber di Dubai dan Abu Dhabi.
"Ke depannya kami juga menjalin kerja sama langsung dengan para pelaku UMKM Indonesia agar pengadaan barang dilakukan lebih cepat," ujarnya.
Bank pelat merah lainnya, Bank Mandiri mengembangkan Rumah BUMN sebagai wadah UMKM untuk mendapatkan pelatihan dan pembinaan. Dengan program tersebut, diharapkan UMKM dapat naik kelas lewat optimalisasi bisnis hingga digitalisasi.
"Langkah peningkatan kelas bagi UMKM melalui empat tahapan yaitu go modern, go digital, go online, dan go global," kata Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha melalui siaran pers.
Sejak program dijalankan pada 2017, Bank Mandiri membina lebih dari 13.500 UMKM dan mendirikan 22 Rumah BUMN di Indonesia. Rudi menambahkan, Bank Mandiri turut berkolaborasi dengan beberapa pihak untuk mempertajam kapasitas UMKM.
Lewat Rumah BUMN, Bank Mandiri menyelenggarakan 160 pelatihan dan pembinaan sepanjang 2021. Pembinaan ini bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan UKM setempat, hingga marketplace seperti Tokopedia, Blibli dan Shopee.
Tidak hanya itu, Rumah BUMN binaan Bank Mandiri juga memberikan pelatihan kepada UMKM untuk memodernisasi bisnis dengan memanfaatkan sosial media sebagai wadah pemasaran.
Ke depan, Bank Mandiri lebih mengaktifkan peran Rumah BUMN dengan memberikan pelatihan dan pembinaan kepada UMKM. Tujuannya, agar UMKM go digital dan go global.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir optimistis momentum kebangkitan kinerja UMKM akan lebih cepat seiring dengan terbukanya pasar-pasar baru global. Seperti BNI dengan program Xpora, mampu membuka akses pada UMKM.
"Ini tentunya sangat bagus. Di sinilah peluang pendapatan UMKM yang besar itu," kata Erick Thohir.
Lebih lanjut, Erick mengatakan dukungan pemerintah melalui belanja produk UMKM juga akan terus ditingkatkan. Dengan demikian, pelaku UMKM mendapat pasar tetap yang dapat dijadikan basis pendapatan untuk berkembang lebih tinggi.
"Pokoknya di bawah Rp 14 miliar pemerintah belanja melalui UMKM. Itu besar lo. Ingat, itu harus terdaftar melalui OSS (Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik)," ujar Erick.