IHSG Dibuka Menghijau, Investor Asing Cabut dari Saham BUMN
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menghijau selama 10 menit perdagangan pertama hari ini, Rabu (24/11). Namun, investor asing terlihat mengambil dananya dari emiten badan usaha milik negara (BUMN) pada menit-menit pertama perdagangan.
Berdasarkan RTI Infokom, IHSG tercatat menguat 0,16% ke level 6.688 dari titik penutupan Selasa (23/11), yakni 6.677. Adapun, IHSG langsung menuju titik tertingginya di level 6.698. Jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 3,6 miliar saham senilai Rp 1,1 triliun. Frekuensi perdagangan sebanyak 128.433 kali.
Sebanyak 216 emiten langsung mencatatkan perubahan harga saham positif, sedangkan 173 emiten bergerak ke zona merah. Adapun, 185 emiten masih bergerak stagnan.
Investor asing tercatat melakukan pembelian bersih sebanyak Rp 4,9 miliar yang didorong oleh pembelian bersih di pasar regular senilai Rp 5,2 miliar. Adapun, asing melakukan penjualan bersih hingga Rp 254 juta.
Investor asing terdata ke menjual saham PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) senilai Rp 5,1 miliar. Aksi itu diikuti penjualan bersih oleh asing pada emiten PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) masing-masing senilai Rp 4,8 miliar dan Rp 3,9 miliar.
Namun demikian, aksi jual itu ditahan oleh pembelian asing bersih ke emiten PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) senilai Rp 17,6 miliar. Alhasil, Indeks LQ45 masih tercatat menghijau sebesar 0,27%.
Berdasarkan data Stockbit, PT Greenwood Sejahtera Tbk. (GWSA) memimpin pertumbuhan positif hingga 19% menjadi Rp 238 per saham. Kinerja itu diikuti PT Bukaka Teknikal Utama Tbk. (BUKK) yang tumbuh 13,59% menjadi Rp 1.630 per saham dan PT Central Proteina Prima Tbk. (CPRO) sebesar 12,73% menjadi Rp 124 per saham.
Sebanyak empat dari sebelas indeks sektoral bergerak di zona merah, yakni kesehatan (-0,27%), finansial (-0,19%), teknologi (-0,13%), dan cyclical (-0,01%). Sementara itu, pertumbuhan dipimpin sektor energi (1,1%) dan diikuti sektor infrastruktur (0,8%), properti (0,34%), industri dasar (0,27%), industri (0,11%), transportasi (0,1%), dan non-cyclical (0,02%).
Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper mengatakan IHSG membentuk formasi evening star secara analisis teknikal. Artinya, IHSG berpotensi bergerak bearish atau melemah dalam jangka pendek.
Investor akan mencermati rilis beberapa data ekonomi dari Amerika Serikat yang akan mempengaruhi kebijakan ekonomi masa depan. Selain itu, investor akan fokus pada emiten yang akan membagikan dividen pasca rilis kinerja kuartal ketiga 2021.
"(Kemarin,) investor terlihat melakukan profit taking dikarenakan penguatan sudah cukup tinggi dan mengantisipasi rilis beberapa data ekonomi dari Amerika Serikat," ucap Dennies dalam risetnya.
Secara urut, Dennies menghitung titik resistanca pada hari ini akan berada di level 6.718 dan 6.760. Sementara itu, posisi support ada di titik 6.648 dan 6.620.
Sebagai informasi, support merupakan area harga saman tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali tumbuh karena peningkatan pembelian. Jika harga terus melemah, harga akan terus menurun untuk menemukan titik support baru.
Sebaliknya, resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual yang cukup besar hingga laju pertumbuhan harga tertahan.