Mantan Bos Bakrie & Brothers Kini Pengendali Protech Mitra Perkasa
Bobby Gafur Sulistyo Umar resmi menjadi pengendali baru PT Protech Mitra Perkasa Tbk. Ia juga menjabat presiden direktur di perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi, telekomunikasi, dan energi tersebut.
Merujuk pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pria berusia 53 tahun itu telah menyelesaikan pembelian 179,3 juta saham emiten berkode efek OASA tersebut. “Jumlah ini mewakili 50% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor Penuh dalam Protech Mitra Perkasa,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (5/12).
Sebelumnya, mantan bos PT Bakrie & Brothers Tbk itu memiliki 25% saham OASA. Dengan selesainya akuisisi itu, ia kini memiliki 268,95 juta saham atau 75% seluruh saham, sekaligus pengendali baru perusahaan. Ia akan melaksanakan penawaran tender wajib sesuai ketentuan OJK.
Rencana ke depan, OASA akan segera menyusun cetak biru bisnisnya, dengan mengembangkan kegiatan usaha di bidang konstruksi barang elektrikal, dan telekomunikasi. “Serta tetap menjadi pemasok utama di sektor energi migas,” ucapnya.
Perusahaan menyiapkan belanja modal atau capex sebesar Rp 20 miliar hingga Rp 30 miliar. Seluruh dana ini berasal dari internal.
Dengan fokus tersebut, OASA membidik pertumbuhan kinerja hingga 30% tahun ini. “Kami terus berkembang, dan akan terus melakukan upaya untuk berekspansi” katanya.
Pada paruh pertama 2021, OASA mencatat pendapatan bersih melesat 192,83% menjadi Rp 3,18 miliar. Manajemen melihat ekspansi jasa konstruksi sebagai sesuatu yang sangat layak dikembangkan. Apalagi sektor ini mejadi prioritas pemerintah dalam pembangunan nasional berkelanjutan.
Sebagai informasi, Bobby sebelumnya dikenal sebagai Presiden Direktur & CEO PT Bakrie & Brothers Tbk. Jabatan di BNBR ia emban selama sepuluh tahun hingga 2020. Selanjutnya, ia masuk ke OASA pada Juni 2021.
Lulusan teknik elektro Universitas Trisakti dan master of business administration (MBA) dari Universitas Arkansas, Amerika Serikat, tersebut juga aktif dalam organisasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII).
