Archi Studi Kelayakan Tambang Emas Koridor Barat, Beroperasi 2024
Emiten tambang emas PT Archi Indonesia Tbk sedang melakukan studi kelayakan (feasibility study) untuk persiapan pembangunan wilayah operasional baru di Koridor Barat Tambang Emas Toka Tindung, Sulawesi Utara. Proses penambangan di Koridor Barat ditargetkan berlangsung mulai 2024 dan akan menopang kinerja bisnis di tahun-tahun mendatang.
Direktur Utama Archi Indonesia Ken Crichton mengatakan pembangunan infrastruktur tersebut akan mempercepat kegiatan eksplorasi Archi, sehingga berpotensi menemukan tambahan sumber daya mineral dan cadangan bijih yang signifikan pada 2023.
"Hingga kini, ARCI baru melakukan eksplorasi dan penambangan emas sebesar 15% dari total area konsesinya seluas 40.000 hektar, terutama di area Koridor Timur," ujar Ken dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (23/12).
Pada 2022, menurut Ken, perusahaan berupaya menjaga performa bisnis dengan terus menjalankan kegiatan eksplorasi, aktivitas pertambangan, dan penjualan di bisnis hilir. Dia optimistis Archi Indonesia berpotensi mengalami kenaikan kinerja pada tahun-tahun mendatang, ditopang oleh berbagai inisiatif yang dijalankan selama tahun ini.
Salah satunya, Archi telah membuka lokasi galian tambang atau pit baru, yaitu Pit Alaskar serta menyelesaikan pengembangan dari Pit Araren tahap 5. Keduanya memiliki kadar emas rata-rata yang lebih tinggi, dan diproyeksikan akan menjadi kontributor terbesar untuk cadangan bijih emas yang diolah pada 2022 dan selanjutnya.
Selain itu, perusahaan menambah armada tambang (mining fleets) yang mencakup 18 truk berkapasitas 100 ton dan 2 ekskavator berkapasitas 120 ton. Tak hanya itu, Archi juga merampungkan perjanjian pergantian kontraktor penambangan untuk aktivitas Drill & Blast. Pergantian ini diharapkan dapat memberikan penghematan biaya penambangan secara berkelanjutan.
"Jalinan kemitraan strategis baru untuk aktivitas Drill & Blast, berdasarkan riset internal kami, diharapkan dapat mendorong efisiensi biaya hingga AS$30 juta dalam periode 5 tahun mendatang," katanya.
Di sisi lain, Archi juga telah menyelesaikan proyek pengembangan kapasitas pabrik pengolahan emas sebesar 3,6 metrik ton per tahun (mtpa) pada akhir 2020 menjadi 4,0mtpa pada akhir 2021. Perseroan menargetkan untuk kembali meningkatkan kapasitas pabrik tersebut pada 2022 menuju 4,8mtpa.
Peningkatan kapasitas pabrik ini dilakukan untuk meningkatkan volume produksi tahunan, demi membawa pertumbuhan bisnis yang positif untuk jangka panjang.
Berdasarkan laporan keuangan, ekuitas Archi perseroan naik 126.66% per September 2021 menjadi US$ 21384 juta dari posisi akhir 2020 senilai Rp 94,34 juta. Pertumbuhan itu didorong oleh dua faktor, yakni tambahan modal disetor yang naik 181.72% menjadi US$ 95,72 juta dan saldo laba yang belum ditentukan penggunaanya tumbuh 123.41% menjadi US$ 103,02 juta.
Alhasil, total aset perseroan naik 13.63% menjadi US$ 682,09 juta pada akhir kuartal III-2021 dibandingkan realisasi Desember 2020 senilai US$ 600,23 juta.
Seperti diketahui, perusahaan baru melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) dengan kode saham ARCI pada 28 Juni 2021. Saham ARCI dilego Rp 750 per saham dan melepas 3,73 miliar saham
Berdasarkan data Stockbit, saham ARCI kini dijual di level Rp 535 per saham atau melemah 29,14% dari level IPO. Saham ARCI belum pernah bergerak di zona hijau pasca IPO.