Jajaki Pasar Global, Pertamina Shipping Targetkan Pendapatan Rp 57 T
Subholding Integrated Marine Logistics, PT Pertamina International Shipping (PIS) gencar menjajaki pasar luar negeri. Lewat upaya tersebut, perusahaan menargetkan pendapatan bisa tumbuh hingga Rp 57 triliun beberapa tahun ke depan.
Penjajakan pasar luar negeri juga bertujuan untuk mengembangkan bisnis, sekaligus mewujudkan visi Pertamina Shipping menjadi perusahaan logistik laut terpadu terkemuka di Asia.
Untuk mewujudkan aspirasi tersebut, PIS tengah mengimplementasikan beberapa strategi pengembangan usaha anorganik secara selektif dan prudent. Di mana, tujuan pengembangan usaha secara anorganik dilakukan untuk mengakselerasi pengembangan bisnis baru, ekspansi pasar, dan peningkatan kapabilitas perusahaan tersebut.
Di samping itu, subholding Pertamina itu juga terbuka untuk bekerja sama dengan perusahaan baik di domestik, regional, maupun internasional. Syaratnya, kerja sama harus mencakup lini bisnis, pasar, atau kapabilitas yang berpotensi untuk disinergikan dengan bisnis PIS.
Dalam keterangan resminya, PIS menargetkan untuk menjadi Asian leading integrated marine logistics company dan memperoleh revenue alias pendapatan sekitar US$ 4 miliar atau setara Rp 57,2 triliun pada 2030.
Sebagai Asian leading marine logistics company, bisnis PIS tak hanya fokus ke sektor perkapalan yang menyediakan layanan angkutan saja. Pertamina Shipping juga menawarkan bisnis jasa terminal dan penyimpanan berstandar internasional. Cakupan muatan angkutan pun tak terbatas sektor bahan bakar energi seperti BBM dan crude, melainkan juga untuk gas, petrokimia, dan kargo bulk/kontainer.
Selanjutnya, PIS menjajaki potensi kerja sama dengan mitra-mitra dan pemain global terpercaya. Di kawasan regional Asia, PIS menjajaki potensi kerja sama dengan perusahaan-perusahaan di Singapura, Malaysia, Jepang, Korea, Cina dan negara lainnya.
Adapun potensi yang dijajaki termasuk untuk kerja sama dalam hal terminal bahan bakar, terutama untuk kawasan yang menjadi hub market Asia Pasifik. Saat ini, PIS Group melalui anak perusahaannya mengelola Integrated Fuel Terminal, di antaranya di Tanjung Uban dan Pulau Sambu yang langsung berhadapan dengan Singapura.
PIS juga menjajaki kerja sama dengan perusahaan yang berada di kawasan Timur Tengah, termasuk dengan Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Turki. Penjajakan dengan para pemangku kepentingan untuk mencari mitra tersebut juga sudah dilakukan.
Perusahaan meyakini dengan menggandeng mitra skala global, ke depannya PIS bisa menyiapkan terminal berstandar internasional dan mendatangkan pasar yang selama ini dilayani di Singapura dan Malaysia. Efek bergandanya, jasa Kepelabuhanan yang dikelola anak perusahaan PIS lainnya dapat bertumbuh kembang seperti Shipping agency, kegiatan pandu-tunda, pengelolaan galangan, kegiatan pengerukan dan lainnya.
Corporate Secretary PIS, Arief Sukmara memaparkan penjajakan untuk mencari mitra kerja sama strategis ini merupakan wujud semangat Go Global dan Go Produktif & Efisien PIS.
“PIS juga berkarya dalam menorehkan sejarah baru di taraf internasional dan mendukung Pertamina Go Global,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (16/1).
Saat ini, PIS juga telah melakukan beberapa upaya percepatan untuk mengembangkan portofolio bisnisnya di kancah global. Saat ini kapal PIS memiliki 11 rute pelayaran internasonal yakni Afrika, Arab Saudi, UEA, Australia, Singapura, Malaysia, Cina, Amerika Serikat, India, Aljazair dan Bangladesh yang berkontribusi sebagai revenue perusahaan tersebut melalui aktivitas charter out .