Vale dan Huayou Bangun Proyek HPAL di Pomalaa Sulawesi Tenggara
PT Vale Indonesia Tbk. bersama dengan Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited (Huayou) telah menandatangani Perjanjian Kerangka Kerja Sama (Framework Cooperation Agreement/FCA) untuk mengembangkan fasilitas pengolahan High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara.
FCA ditandatangani oleh CEO dan CFO Vale Indonesia, Febriany Eddy dan Pimpinan Huayou Bernardus Irmanto. Penandatanganan tersebut juga disaksikan oleh Deshnee Naidoo sebagai Presiden Komisaris Vale Indonesia yang berpartisipasi secara virtual.
Vale Indonesia dan Huayou telah menyepakati hal-hal pokok yang terkait dengan Proyek HPAL Pomalaa, yang meliputi:
- Huayou akan membangun dan melaksanakan Proyek HPAL Pomalaa dan Perusahaan pertambangan berkode saham INCO tersebut akan memiliki hak untuk mengakuisisi hingga 30 persen saham Proyek HPAL Pomalaa tersebut.
- Proyek HPAL Pomalaa akan mengadopsi dan menerapkan proses, teknologi dan konfigurasi HPAL Huayou yang telah teruji untuk memproses bijih limonit dan bijih saprolit kadar rendah dari tambang Vale di Pomala. Selain itu untuk menghasilkan produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan potensi kapasitas produksi hingga mencapai 120 ribu metrik ton nikel per tahun.
- Kedua perusahaan akan bekerja sama untuk meminimalkan jejak karbon proyek. Selanjutnya Vale Indonesia dan Huayou sepakat untuk tidak menggunakan pembangkit listrik tenaga batu bara captive sebagai sumber listrik dalam bentuk apa pun untuk pengoperasian Proyek HPAL Pomalaa.
Vale Indonesia dan Huayou akan menandatangani perjanjian-perjanjian definitif tidak lebih dari jangka waktu enam bulan setelah penandatanganan FCA ini.
Beberapa konstruksi yang telah dimulai melalui kegiatan pendahuluan yang dilakukan Vale Indonesia akan tetap berjalan.
Bahkan dipercepat dengan adanya kesepakatan ini dengan tujuan untuk menyelesaikan pembangunan dalam periode tiga tahun.
Febriany mengatakan, Vale Indonesia menghargai bahwa mitra perseroan datang dengan agenda rendah karbon, bukan untuk menggunakan pembangkit listrik tenaga batu bara.
“FCA ini merupakan bukti keselarasan komitmen keberlanjutan kami yang sangat penting bagi Vale Indonesia,” ujarnya
Huayou telah membuktikan rekam jejaknya dalam konstruksi dan operasi HPAL di Indonesia. “Kami yakin bahwa kedua pihak dapat menjadi pelengkap yang baik satu sama lain,” kata Febriany melanjutkan.
“Ini merupakan tonggak penting yang mencerminkan komitmen jangka panjang kami untuk mengembangkan sumber daya nikel Indonesia yang berkelas dunia,” kata Deshnee Naidoo menambahkan.
Vale Indonesia berkomitmen untuk memperluas operasi di Indonesia dan mendukung masa depan negeri yang berkelanjutan sebagai perusahaan pertambangan yang terpercaya.
Vale Indonesia juga bertanggung jawab, menciptakan nilai dan peluang pada masyarakat di mana perusahaan tersebut beroperasi.