Tambah Modal, TBS Energi Utama Kian Serius di Bisnis Kendaraan Listrik
PT TBS Energi Utama Tbk (TBS) membahas soal penguatan modal jangka panjang dengan para investor. Perusahaan juga mengungkapkan rencananya terkait investasi di energi terbarukan dan kendaraan listrik.
TBS Energi Utama adalah perusahaan energi terintegrasi yang melakukan kegiatan usaha di bidang ketenagalistrikan, pertambangan, dan perkebunan melalui anak perusahaan.
Perusahaan itu menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) kemarin (8/6). Rapat ini membahas persetujuan penggunaan laba bersih untuk keperluan pengembangan bisnis perusahaan.
Pertemuan itu juga membahas perubahan pengurus perusahaan dan persetujuan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Dalam pembukuan terakhir 31 Desember 2021, TBS memperoleh pendapatan US$ 462,7 juta atau meningkat 39,4% dibandingkan 2020 (year on year/yoy). Laba bersihnya juga naik 83,2% yoy menjadi US$ 65,6 juta.
Sebagian besar dari laba tahun berjalan akan digunakan untuk memperkuat permodalan jangka panjang dan pertumbuhan bisnis. Selain itu, untuk rencana investasi, khususnya di energi terbarukan dan kendaraan listrik.
“Kinerja perseroan pada 2021 yang sangat positif ini merupakan fondasi bagi kami dalam mewujudkan komitmen pengembangan bisnis berbasis sustainability,” kata Wakil Direktur Utama TBS Pandu Patria Sjahrir dalam sesi konferensi pers dikutip dari siaran pers, Rabu (8/6).
“Kami sudah menetapkan target untuk mencapai carbon neutral pada 2030. Untuk mencapai target ini, kami berkomitmen menggunakan pendapatan guna diinvestasikan ke sektor-sektor energi baru dan terbarukan, termasuk kendaraan listrik, yang ramah lingkungan,” tambah dia.
Tahun lalu, TBS melakukan kerja sama dengan membentuk perusahaan patungan alias joint venture untuk kendaraan listrik, Electrum. “Artinya TBS sangat serius melihat ke depan, untuk bertransformasi menuju energi hijau,” ujarnya.
Dalam rangka mendorong transformasi dan memperkuat jajaran manajemen, TBS menunjuk Juli Oktarina sebagai direktur baru. Sebelumnya, Juli merupakan direktur anak perusahaan TBS.
Sesuai dengan tujuan besar perusahaan, susunan direksi yang baru ini diharapkan lebih memperkuat struktur organisasi TBS dalam menghadapi kondisi pasar yang dinamis. Selain itu, bisa mengoptimalkan seluruh sumber daya untuk menghasilkan kinerja terbaik.
Agenda lain yang dibahas dalam RUPSLB ialah terkait persetujuan penambahan modal melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Right Issue).
Sebelumnya, Right Issue telah disetujui dalam agenda RUPSLB pada 2021. Namun memperhatikan kondisi pasar tahun lalu, TBS bermaksud menunda pelaksanaan Right Issue ini untuk dilaksanakan dalam periode 2022-2023.
TBS bermaksud menggunakan dana bersih hasil Right Issue tersebut untuk memperkuat struktur permodalan, yaitu membiayai investasi dan kegiatan secara umum (general corporate purposes).
Sebagian pemilik saham TBS merupakan PT Toba Sejahtera ini salah satunya dimiliki Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dengan kepemilikan 9,9% per 2017.