Laba BUMN Lampaui Capaian Sebelum Pandemi, Ini Sektor Penopangnya

Patricia Yashinta Desy Abigail
28 September 2022, 18:21
Laba BUMN Lampaui Capaian Pra Pandemi, Ini Sektor Penopangnya
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nym.
Menteri BUMN Erick Thohir

Perolehan laba bersih Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sepanjang tahun 2021 secara konsolidasi telah melampui capaian sebelum pandemi Covid-19 melanda Tanah Air. 

Tercatat, korporasi negara mengantongi laba bersih Rp 124 triliun pada 2019. Pada saat pandemi melanda, laba BUMN anjlok  77% menjadi hanya Rp 28 triliun di 2020. Nilai ini kemudian meningkat signifikan di tahun 2021 dengan perolehan laba bersih sebesar Rp 124,7 triliun. 

Ada lima BUMN yang memperoleh laba bersih paling besar. Kelima BUMN tersebut yaitu Telkom Indonesia, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, PLN dan Pertamina. Lima perusahaan ini juga terbesar dari segi komposisi asetnya.

Deputi Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko Kementerian (BUMN) Nawal Nely menyampaikan, pada 2021 perusahaan pelat merah mengantongi pendapatan sebesar Rp 2.292 triliun. Pendapatan in tercatat tumbuh 18,8% dibandingkan tahun 2020.

Secara rinci, pendapatan ini dikontribusi dari sektor farmasi, sektor energi, serta sektor mineral dan batubara (minerba). "Pendapatan BUMN tahun 2021 meningkat dan direfleksikan oleh sektor energi," kata Nawal dalam laporan tahunan konsolidasi Kementerian BUMN di Jakarta, Rabu (28/9).

Klaster minerba mengalami peningkatan seiring lonjakan harga komoditas serta peningkatan volume penjualan. "Penjualan sektor minerba meningkat dari sektor karena harga komoditas meningkat," katanya.

Selain klaster energi, katanya, klaster farmasi juga turut mendukung pendapatan BUMN dengan penjualan vaksin yang sangat besar di tahun 2021 demi mendukung program pemerintah dalam pemulihan COVID-19. 

Di kesempatan sama, Menteri BUMN, Erick Tohir juga menyampaikan ada potensi dalam sektor farmasi untuk bertumbuh walaupun situasi pandemi Covid-19 di Indonesia sudah mulai melandai. Sektor ini berpotensi mengambil peluang dari sisi pengobatan herbal. 

"Herbal medicine kita merupakan opportunity yang besar," imbuh Erick.

Sejalan dengan kenaikan pendapatan, margin EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, penyusutan dan amortisasi) seluruh perusahaan negara juga mengalami peningkatan menjadi 20,4% di tahun 2021 terutama disebabkan perbaikan efisiensi pada beban operasional tidak langsung.

Adapun restrukturisasi utang dan penurunan tingkat bunga pinjaman pada tahun 2021 mengakibatkan penurunan beban bunga konsolidasi dari semula Rp 91,5 triliun di tahun 2020 menjadi Rp 73,5 triliun di tahun 2021.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...