Fitch Ratings Kerek Peringkat Utang BRI, Berikut 7 Faktor Penyebabnya
Lembaga pemeringkat keuangan global, Fitch Ratings menaikan peringkat utang PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi AAA dari sebelumnya BBB. Fitch menilai BBRI mampu menjaga kinerja positif yang berkelanjutan sehingga konsisten meraih kepercayaan seluruh pemegang saham.
Ada beberapa peringkat utang BRI yang dikerek naik oleh Fitch Ratings. Pertama, peringkat utang jangka panjang (LT IDR) BRI dari 'BBB-' menjadi 'BBB'. Kedua, short term issuer default rating (IDR) BRI dinaikkan dari F3 menjadi F2. Ketiga, Fitch Ratings meningkatkan peringkat nasional jangka panjang BRI menjadi 'AAA ' dari 'AA+' dengan outlook stabil. Keempat, Fitch Ratings menaikkan government support dari bbb- menjadi bbb. Terakhir, Fitch Ratings juga menaikkan peringkat senior unsecured notes berdenominasi dolar Amerika Serikat dari 'BBB-'menjadi 'BBB'.
Dalam pertimbangannya, terdapat tujuh indikator utama yang menjadi penilaian Fitch Ratings terhadap BRI. Pertama adalah dukungan pemerintah terhadap BRI sebagai bank milik negara yang strategis karena merupakan bank komersial terbesar kedua di Indonesia.
Kedua, prospek lingkungan bisnis yang dinilai stabil. Fitch Ratings memperkirakan, lingkungan bisnis untuk bank-bank di Indonesia akan stabil karena pertumbuhan PDB kemungkinan akan bertahan pada 2023 dan 2024.
Ketiga, BRI dinilai sebagai waralaba Indonesia yang kuat. Sebab BRI mencerminkan waralaba domestik yang kuat, ditandai dengan pendapatan operasional yang tertinggi di pasarnya. Pangsa pasar BRI pun sangat tinggi di segmen bisnis inti yaitu UMKM. Hal ini dilengkapi dengan diversifikasi pendapatan yang memadai dan kualitas manajemen yang sangat baik.
Keempat adalah peningkatan metrik kualitas aset yang terus membaik. Di mana Fitch Ratings memperkirakan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) BRI akan membaik secara bertahap, terdorong perpanjangan peraturan restrukturisasi untuk menunjang pertumbuhan ekonomi yang sehat.
Penilaian ini pun termasuk termasuk kebijakan dana pencadangan perseroan yang sangat memadai mencapai 279% dengan LAR sebesar 46% per September 2022.
Kelima, pemulihan profitabilitas perseroan yang berkelanjutan. Dalam penilaian ini, Fitch Ratings meyakini profitabilitas BRI akan terdorong pertumbuhan pinjaman yang tinggi dan biaya kredit yang lebih rendah.
Fitch Ratings pun memperkirakan tekanan pada marjin bunga bersih BRI akibat tren kenaikan suku bunga sebagian akan diimbangi dengan peningkatan imbal hasil pinjaman karena berlanjutnya ekspansi ke pinjaman mikro termasuk ultra mikro.
Keenam, penyangga modal BRI yang dinilai kuat dan memadai. Sebagai bank tier 1 ekuitas umum BRI sebesar 25,1% memberi perseroan penyangga yang memadai terhadap potensi penurunan kualitas aset.
Sehingga Fitch Ratings memperkirakan pertumbuhan pinjaman yang tinggi akan secara bertahap mengikis modal, dan BRI akan terus membayar dividen yang besar karena berupaya mencapai pengembalian modal yang lebih baik. Namun, Fitch Ratings memperkirakan BRI akan mempertahankan kapitalisasi yang lebih tinggi daripada bank besar lainnya.
Ketujuh adalah profil pendanaan BRI yang stabil. Fitch Ratings memperkirakan BRI dapat mempertahankan likuiditas yang memuaskan dengan biaya yang wajar untuk mendukung bisnis grup.