Catat Rekor Tertinggi, Laba Adaro Energy Naik 167% jadi Rp 37,8 T

Syahrizal Sidik
3 Maret 2023, 07:58
Catat Rekor Tertinggi, Laba Adaro Energy Naik 167% jadi Rp 37,8 T
KATADATA/
Adaro Energy Indonesia

Emiten pertambangan batu bara, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 2,49 miliar sepanjang periode tahun 2022 atau setara Rp 37,84 triliun dengan asumsi kurs rata-rata Rp 15.200 per dolar AS.

Perolehan laba bersih tersebut melesat 167% dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya senilai US$ 933,49 juta atau sekitar Rp 14,18 triliun. Sejalan dengan kenaikan laba bersih, nilai laba per saham dasar Adaro Energy juga naik menjadi US$ 0,080 per saham dari tahun sebelumnya US$ 0,029 per saham.

Sepanjang tahun 2022, perusahaan tercatat membukukan pendapatan usaha sebesar US$ 8,10 miliar atau sekitar Rp 123,13 triliun naik 103% dari periode sama tahun 2021 yang sebesar US$ 3,99 miliar atau Rp 60,64 triliun.

Secara rinci, penjulan tersebut dikontribusi dari penjualan batu bara untuk pasar ekspor US$ 6,94 miliar, melesat dari tahun sebelumnya US$ 3,12 miliar. Penjualan domestik juga naik menjadi US$ 876 juta dari sebelumnya US$679,03 juta.

Segmen jasa pertambangan tercatat memberi andil senilai US$ 118,75 juta dibanding tahun sebelumnya US$ 91,53 jta. Sisanya merupakan penjualan batu bara kepada pihak berelasi US$ 112,76 juta.

CEO Adaro Energy Indonesia, Garibaldi Thohir mengungkapkan, perusahaan mencatatkan rekor kinerja tertinggi. Pendapatan naik lebih dua kali lipat menjadi $8,1 miliar berkat operasi yangbaik dan efisien, serta dukungan dari kenaikan harga jual untuk produk-produk perusahaan.

Hal ini, kata Boy Thohir, tercermin pada operasional EBITDA $5,0 miliar dan laba inti $3,0 miliar, yang masing-masing mencatat kenaikan 139% dan 140% secara tahunan.

"Profitabilitas yang tinggi ini akan mendukung kami dalam mempercepat proyek-proyek transformasi dan membangun Adaro yang lebih besar dan lebih ramah lingkungan," kata Boy Thohir, dalam keterangan pers, Jumat (3/3).

Sepanjang tahun lalu, ADRO mencatat produksi batu bara 62,88 juta ton dan melampaui panduan 2022 yang ditetapkan pada 58-60 juta ton.

Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan emiten bersandi ADRO ini juga naik 55% secara tahunan menjadi US 3,44 miliar dari tahun sebelumnya US$ 2,22 miliar.

Kenaikan itu terutama karena kenaikan pembayaran royalti yang disebabkan oleh kenaikan ASP serta volume produksi. Sedangkan, beban usaha naik 2 kali lipat menjadi US$ 375 juta dari sebelumnya US$ 185 juta di tahun 2021.

Dengan kinerja tersebut, sampai akhir Desember 2022, total aset Adaro juga naik 42% menjadi US$ 10,78 miliar dari periode yang sama di tahun 2021 yang sebesar US$ 7,58 miliar.

Total liabilitas tercatat naik 36% menjadi US$ 4,25 miliar dari sebelumnya US$ 3,12 miliar. Sedangkan, ekuitas perusahaan juga naik 46% menjadi US$ 6,52 miliar dari sebelumnya US$ 4,45 miliar.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...