Pendapatan Naik, Laba Bersih Bumi Resources Minerals Justru Anjlok 80%
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) mencatakan laba bersih senilai US$ 13,6 juta pada tahun 2022 atau anjlok sekitar 80 persen dibanding tahun 2021 yang sebesar US$ 69,7 juta.
Padahal pendapatan tumbuh 10 persen menjadi US$ 11,64 juta yang ditopang peningkatan penjualan emas kepada PT Bhumi Satu Inti sebesar 39,2 persen menjadi US$ 10,1 juta. Tapi pendapatan jasa pertambangan turun 42,3 persen menjadi US$ 1,5 juta.
Sementara beban pokok pendapatan membengkak 16,09 persen menjadi US$ 5,07 juta. Pemicunya biaya bahan baku naik 33,8 persen menjadi US$ 2,25 juta. Bahkan, biaya operasi melonjak 307 persen menjadi US$ 1,495 juta. Ditambah biaya penyusutan senilai US$ 697.292. Alhasil laba kotor perseroan hanya tumbuh 5,8 persen menjadi US$ 6,56 juta.
Adapun di tahun 2022, BMRS meraih bagian atas laba bersih investasi pada ventura bersama senilai US$ 11,796 juta. Di tahun 2021 pos ini nihil.
Pada tahun 2021, perseroan membukukan pendapatan lain-lain sebesar US$ 118 juta yang bersumber dari penyelesaian tagihan oleh pihak ketiga terhadap anak usaha BRMS sebesar U$ D 90 juta dalam bentuk tunai dan kepemilikan 80 persen atas PT Suma Heksa Sinergi (operator proyek tambang emas Kerta di Lebak, Banten). Sisa dari pendapatan lain-lain tersebut berupa penghapusan utang dan penilaian inventory.
Direktur & Chief Investor Relations Officer BRMS Herwin Hidayat mengatakan, tanpa adanya pelunasan tagihan melalui kepemilikan atas nilai aset tambang emas Kerta sebesar US$ 90 juta tersebut, BRMS akan membukukan rugi bersih sebesar US$ 21 juta.
“Adapun laba bersih perusahaan yang dibukukan di tahun 2022 adalah sebesar US$ 13 juta,” katanya dalam keterangan resmi dikutip Sabtu (18/3).
Terkait produksi emas, pada tahun 2022, BRMS melalui anak usahanya, PT Citra Palu Minerals (CPM) di Palu, Sulawesi, memproduksi emas sebesar 174 kg atau 5.415 oz. Produksi emas ini meningkat 25 persen dari produksi emas ditahun 2021 yang tercatat sebesar 139 kg atau 4.328 oz.
Rata-rata harga jual emas di tahun 2022 juga mengalami kenaikan sebesar 2 persen dari US$ 1.768 oz di tahun 2021 menjadi US$ 1.795 oz di tahun 2022
Herwin mengatakan, kenaikan produksi emas tersebut dikarenakan mulai beroperasinya pabrik emas kedua di Palu sejak pertengahan bulan November 2022 lalu.
Walaupun memiliki kapasitas pemrosesan sampai 4.000 ton bijih per hari, namun CPM baru mulai mengoperasikan pabrik tersebut di level 200 ton bijih per hari.
Artinya, di pertengahan November sampai akhir Desember 2022 lalu, CPM mengoperasikan 2 pabrik emas di Palu dengan level produksi di 500 ton pabrik 1 ditambah 200 ton pada pabrik 2 sama dengan 700 ton bijih per hari.
Produksi emas dari pabrik kedua tersebut akan terus meningkat secara berkala dan akan mencapai kapasitas penuh yakni 4.000 ton bijih per hari di pertengahan tahun 2023.
“Proyek tambang emas Kerta memiliki cadangan mineral yang cukup besar senilai 18 juta ton bijih dan sumber daya mineral senilai 75 juta ton bijih. Kandungan emas dari cadangan mineralnya juga cukup tinggi yaitu sekitar 1,07 g/t. Kami yakin aset ini akan berdampak positif terhadap kinerja perusahaan di masa mendatang,” katanya.
Direktur Utama & Chief Executive Officer BRMS Agus Projosasmito menambahkan, BRMS berhasil menyelesaikan beberapa pencapaian yang positif di sepanjang tahun 2022. Pertama, di tahun 2022 dan diawal 2023, anak usaha perseroan, CPM berhasil menemukan tambahan cadangan mineral baru sebesar 18 juta ton bijih dan tambahan sumber daya mineral baru sebesar 20 juta ton bijih.
Saat ini total cadangan mineral dan sumber daya mineral di Palu masing-masing senilai 22 juta ton bijih dan 28 juta ton bijih dengan rata-rata kandungan emas 2,4 g/t.
Kedua, perseeroan juga telah menyelesaikan pembangunan pabrik emas kedua dengan kapasitas produksi 4.000 ton bijih per hari di Palu. Produksi emas dari pabrik tersebut akan meningkat secara berkala ditahun ini. Harapannya pabrik kedua tersebut sudah bisa berproduksi dengan kapasitas penuh di level 4.000 ton bijih per hari di pertengahan tahun 2023 ini.
“Ketiga, dengan masuknya aset tambang emas Kerta (Lebak, Banten) kedalam portfolio BRMS, kami berencana untuk mengembangkan aset tersebut di masa mendatang. Tambahan cadangan mineral dan produksi emas dari aset Kerta diharapkan dapat menambah nilai bagi para pemegang saham BRMS,” katanya.