BYAN Raih Kenaikan Laba Tertinggi di Antara Lima Besar Market Cap
Emiten pertambangan PT Bayan Resources Tbk (BYAN) membukukan laba bersih senilai US$ 2,17 miliar sepanjang 2022. Jika dikonversi ke rupiah, laba bersih emiten milik taipan Low Tuck Kwong ini mencapai Rp 33,73 triliun.
Realisasi ini naik 79,7% dari tahun 2021 yang hanya US$ 1,21 miliar atau setara Rp 18,7 triliun. Harga batu bara yang kian cemerlang dalam setahun terakhir membawa saham emiten BYAN melesat.
Dari data tersebut maka Bayan Resources tampil sebagai juara di antara lima emiten berkapitalisasi pasar atau market cap terbesar.
Kenaikan laba tinggi itu lantas membuat sang pemiliknya Low Tuck Kwong menjadi orang terkaya nomor satu di Indonesia, menggeser juara bertahan duo Hartono pemilik Grup Djarum. Bahkan dari data Forbes Real Time Billionaires, Selasa (28/3) Low Tuck Kwong masih bertahan di posisi tersebut dengan total kekayaan US$ 27 miliar atau Rp 408,10 triliun (kurs Rp 15.115).
Adapun saat ini, Low Tuck Kwong menjadi pemegang saham mayoritas di emiten tersebut dengan akumulasi kepemilikan sebanyak 61%. Taipan batu bara tersebut diketahui aktif mengakumulasi saham BYAN lewat pembelian di pasar reguler secara bertahap.
Pada penutupan perdagangan Selasa (23/8) saham BYAN menguat 100 poin atau 0,52% ke posisi Rp19.375 per saham.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, pergerakan saham BYAN saat ini masih tergolong sideways dengan volume yang tidak begitu besar. Dari sisi indikator, baik MACD dan stochastic masih menunjukkan adanya pergerakan sideways meskipun masih berada di area positifnya.
“BYAN rekomendasinya hold. Dengan support 18.600 dan resistance 20.250,” katanya kepada Katadata, Selasa (28/3).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (28/3), di urutan pertama emiten dengan kapitalisasi terbesar ada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA dengan nilai market cap Rp 1.062 triliun. Nilai ini paling tinggi dan berjarak jauh dengan perusahaan atau emiten Indonesia lainnya.
Disusul PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau BRI dengan nilai Rp 711 triliun, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) dengan kapitalisasi Rp 643 triliun, PT Bank Mandiri (BMRI) dengan capaian Rp 471 triliun, dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan torehan Rp 401 triliun.
Sementara jika dilihat dari segi kenaikan laba bersihnya secara persentase untuk tahun 2022, maka berikut urutannya di antara lima emiten kapitalisasi pasar terbesar:
- BYAN labanya Rp 33,73 triliun atau naik 79,7%
- BBRI labanya Rp 51,4 triliun atau naik 67%
- BMRI labanya Rp 41,2 triliun atau naik 46,89%
- BBCA labanya Rp 40,7 triliun atau naik 29,6%
- TLKM labanya Rp 20,75 triliun atau naik 16,1%