Naik 71%, Delta Dunia Makmur Bukukan Pendapatan Rp24 Triliun
PT. Delta Dunia Makmur Tbk. (Perseroan) berhasil mencatatkan kinerja keuangan positif sepanjang 2022. Perseroan membukukan pendapatan (revenue) sebesar USD1,554 miliar (sekitar Rp24 triliun) atau meningkat 71% dibandingkan tahun sebelumnya.
Perseroan juga mencatatkan laba bersih sebesar USD29 juta (sekitar Rp448,1 miliar) dan EBITDA sebesar USD365 juta (sekitar Rp5,6 triliun) atau naik 56% dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, Delta Dunia Makmur juga membagikan dividen sebesar USD5,15 juta (sekitar Rp79,8 miliar) atau setara dengan Rp10,17 per saham.
Direktur Utama Delta Dunia Makmur Ronald Sutardja mengatakan, selain meningkatnya produksi dari Indonesia dan harga batu bara global, pencapaian kinerja positif perusahaan di sepanjang 2022 menunjukkan keberhasilan strategi diversifikasi yang dijalankan mulai Q4 2021 dan sepanjang tahun lalu.
Ia mengungkapkan, diversifikasi tersebut antara lain melalui aktivitas pertambangan metallurgical coal, terutama dengan mengakuisisi BUMA Australia di Desember 2021. Sejak diakuisisi, nilai kontrak jasa pertambangan dari BUMA Australia meningkat sebesar empat kali lipat, dari sebelumnya AUD0,6 miliar (Rp6,1 triliun) menjadi AUD2,3 miliar (Rp23,6 triliun).
“Volume produksi konsolidasi juga meningkat signifikan, dibuktikan dengan overburden removal sebesar 547 juta Bank Cubic Meter (BCM), naik signifikan sebesar 68% dibandingkan periode 2021. Sementara produksi batu bara perseroan naik sebesar 87 juta ton atau naik 61% secara year-on-year dibandingkan 2021,” katanya.
Sepanjang 2022, berbagai aktivitas diversifikasi perseroan menghasilkan portfolio usaha yang lebih beragam yakni 13% operasional pertambangan metallurgical coal di Australia dan 87% operasional pertambangan thermal coal.
Ke depannya, perseroan berkomitmen untuk memperluas diversifikasi usaha, meningkatkan aktivitas rehabilitasi situs tambang, dan mengembangkan bisnis infrastruktur di Indonesia.
Catatan lain yang menunjang kinerja positif sepanjang 2022 adalah aksi perseroan yang melanjutkan buyback saham sebanyak 712 juta lembar saham. Hal itu merepresentasikan 8,3% dari saham yang dimiliki perseroan hingga 31 Desember 2022. Aksi buyback terus berlanjut hingga 14 Maret 2023 di mana jumlahnya bertambah menjadi 842 juta lembar saham yang merepresentasikan 9,8% dari saham yang dimiliki perseroan.
Selain itu, pada November 2022, perseroan berinvestasi sebesar USD3 juta (Rp46,5 miliar) ke Asiamet Resources Limited (ARS) melalui penambahan modal emiten (private placement) dan penambahan kepemilikan saham (shareholding) dari 15,3% menjadi 24,2%.
Ronald mengatakan, investasi tersebut akan digunakan untuk menyelesaikan studi kelayakan yang bankable untuk Proyek Tembaga Beruang Kanan Main (BKM), pembiayaan proyek lanjutan untuk pengembangan BKM, dan modal kerja perusahaan.
“Strategi kami ke depannya adalah terus mencari peluang dari komoditas yang memiliki prospek yang menjanjikan di masa depan (future-facing commodities/FFCs),” ujarnya.
Seluruh pencapaian perusahaan juga dilandasi oleh komitmen terhadap environmental, social, dan governance (ESG) yang kuat. Pada 2022, perseroan secara konsisten selama tiga tahun berturut-turut mempertahankan intensitas karbon di level 0.016 ton CO2e/ton produksi walaupun volume produksi meningkat. Selain itu, mengadopsi bahan bakar B30 untuk unit alat berat sejak 2019 dan menerapkan pendekatan ekonomi sirkular dalam mengelola limbah.
Sebanyak 40% dari total armada truk yang dioperasikan BUMA Australia juga merupakan diesel electric-drive truck yang memiliki emisi karbon dan konsumsi bahan bakar yang lebih rendah.
Perseroan juga menganggarkan Rp19,5 miliar pada 2022 untuk program pemberdayaan ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan inisiatif lainnya di masyarakat. Salah satu inisiatif perusahaan adalah kerja sama BUMA (anak perusahaan perseroan) dengan sekolah menengah kejuruan (SMK) untuk pengadaan program yang menghasilkan lulusan yang siap kerja.
Melalui kegiatan ini, BUMA merekrut 1.464 siswa yang bertalenta untuk dipersiapkan menjadi operator dan mekanik. Lewat kerja sama ini, perseroan dan BUMA turut berkontribusi dalam mengurangi angka pengangguran di antara lulusan SMK dan sekaligus memenuhi kebutuhan SDM bagi industri pertambangan.
“Kami berkomitmen untuk terus menerapkan langkah-langkah strategis di seluruh wilayah operasional kami untuk mendukung terwujudnya kelestarian lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan, dengan mengadopsi prinsip-prinsip keunggulan operasional berbasis teknologi dengan fokus ESG yang kuat, dan diversifikasi menuju portfolio ekonomi berkelanjutan yang rendah karbon,” tutup Ronald.