PTPP Kantongi Kontrak Baru Rp 4,08 Triliun hingga Maret
Emiten konstruksi BUMN, PT PP Tbk (PTPP) catatkan perolehan kontrak baru sampai dengan akhir Maret 2023 sebesar Rp 4,08 triliun.
Perolehan kontrak baru tersebut tumbuh hingga 32,13% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Yakni sebesar Rp 3,09 triliun per Maret 2022.
Adapun beberapa proyek yang berhasil diraih oleh PTPP hingga Maret 2023, antara lain proyek Gedung Kemensesneg IKN sebesar Rp 835 miliar, serta proyek East Port Lamongan Phase 1A & 1B sebesar Rp 767 miliar.
Sekretaris perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi mengatakan sampai dengan Maret 2023, kontrak baru dari pemerintah mendominasi perolehan kontrak baru PTPP dengan kontribusi sebesar 64%, disusul oleh swasta sebesar 36%, dan BUMN (SOE) sebesar 12%.
Komposisi perolehan proyek tersebut terdiri dari induk sebesar 85,53% dan anak usaha sebesar 14,47%. Sedangkan berdasarkan lini bisnis perusahaan komposisi perolehan kontrak baru perusahaan terdiri dari lini bisnis gedung sebesar 50%, pelabuhan 20,35%, jalan dan jembatan 17,07%, irigasi 6,04%, bendungan 3,33%, industri 2,38%, serta minyak & gas 0,83%.
“Dengan total raihan perolehan kontrak baru di kuartal pertama tahun 2023 ini, PTPP masih optimis dapat mencapai perolehan kontrak baru sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh manajemen. Untuk memaksimalkan perolehan kontrak baru di tahun ini, PTPP masih akan berfokus kepada proyek-proyek strategis yang dimiliki oleh pemerintah dan BUMN,” kata Bakhtiyar dalam keterbukaan informasi BEI, Senin (10/4).
Sebagai informasi, PTPP membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 271,69 miliar pada kuartal empat 2022.
Perolehan laba tersebut naik 2,15% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021 sebesar Rp 265,97 miliar. Melansir laporan keuangannya, pendapatan PTPP turut meningkat 12,87% hingga akhir 2022 menjadi Rp 18,92 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2021 senilai Rp 16,97 triliun.
Naiknya pendapatan ditopang oleh perolehan jasa konstruksi Rp 15,28 triliun, lebih tinggi 11,04% sepanjang 2022 dari sebelumnya Rp 13,76 triliun.
Pendapatan juga berasal dari perolehan properti dan realty senilai Rp 1,97 triliun, naik dari sebelumnya Rp 1,03 triliun pada 2021. Selain itu, pendapatan dari segmen rekayasa, pengadaan, dan konstruksi atau EPC tercatat memberi andil hingga Rp 1,17 triliun. Namun pendapatan dari EPC terkoreksi 17,02% pada 2022 dibandingkan tahun lalu yaitu Rp 1,41 triliun.