GOTO Bidik EBITDA Positif, Ini Kinerja Unit Bisnisnya di Q1 2023
Emiten teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melaporkan penurunan kerugian bersih sebesar 40,3% menjadi Rp 3,86 triliun pada periode kuartal pertama 2023. Di tengah berbagai upaya efisiensi yang dilakukan, perusahaan menargetkan dapat mencapai EBITDA yang disesuaikan positif di akhir tahun ini.
Selama tiga bulan di tahun ini, GOTO mencatatkan pertumbuhan pendapatan bruto 14% menjadi Rp 6 triliun. Selain itu, perseroan juga fokus pada monetisasi mendorong peningkatan take rate atau biaya transaksi grup secara keseluruhan sebesar 29 basis poin dibandingkan periode yang sama tahun di sebelumnya.
Berikut laporan kinerja GOTO dari masing-masing unit bisnisnya :
Pertama on demand services, EBITDA yang disesuaikan untuk on demand services meningkat 85% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. On demand services adalah sistem pelayanan yang berdasarkan dari pesanan konsumen.
Selain itu, take rate untuk on demand services pada kuartal pertama 2023 meningkat sebesar 324 bps dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, didorong oleh peningkatan monetisasi, termasuk peningkatan komisi dari 10% ke 15% di Singapura.
"Di sisi lain, biaya insentif dan pemasaran produk turun 30% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya secara agregat dari layanan Pesan-antar Makanan dan Transportasi," kata manajemen perusahaan dalam keterangan resmi, Jumat (28/4).
Nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) pada On Demand Services senilai Rp 13,7 triliun dan termoderasi sebesar 5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh lonjakan GTV layanan pesan-antar makanan pada kuartal pertama 2022 karena penyebaran virus Covid-19.
Kedua dari segmen e-commerce, EBITDA yang disesuaikan untuk unit bisnis E-Commerce meningkat 75% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya turun 0,8% sebagai persentase GTV E-Commerce.
Adapun, take rate dari e-commerce meningkat sebesar 72 bps dibandingkan tahun sebelumnya mencapai 3,6% dari GTV pada kuartal pertama 2023.
Sementara GTV tercatat senilai Rp 63 triliun, termoderasi sebesar 3,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini dipengaruhi antara lain oleh tingginya penyebaran varian Omicron pada kuartal pertama 2022 yang mendorong peningkatan transaksi e-commerce secara signifikan.
"Margin kontribusi E-Commerce mencapai nilai positif untuk sepanjang kuartal pertama 2023, mencapai 0,3% dari GTV, meningkat 223 bps dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," katanya.
Ketiga, EBITDA dari segmen financial technology meningkat 31% mencapai -0.6% sebagai persentase dari GTV Financial Technology. Didorong dari rata-rata nilai transaksi per pelanggan GoPay pada kuartal pertama meningkat lebih dari 30% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pendapatan bruto unit bisnis financial technology meningkat 25% dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi Rp 424 miliar pada kuartal pertama 2023 dengan take rate yang meningkat sekitar 0,5% dibanding tahun sebelumnya.
Keempat, dari segmen logistik pendapatan bruto kuartal pertama 2023 untuk GoTo Logistics mencapai Rp 580 miliar. Adapun EBITDA yang disesuaikan mencapai Rp 156 miliar, meningkat 37% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Perbaikan pada teknologi batching dan routing menunjukkan bahwa layanan pengiriman konvensional next day dapat dilakukan dengan biaya sekitar 30% lebih rendah dibandingkan dengan layanan serupa dari penyedia jasa logistik pihak ketiga," katanya.