Electrum Akan Pasok 2 Juta Motor Listrik, Ini Dampaknya ke Bisnis GOTO
Perusahaan patungan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), Electrum akan memulai produksi sepeda motor listrik mulai tahun depan. Perusahaan menargetkan dapat memproduksi sebanyak 250 ribu unit kendaraan setiap tahunnya.
Sebagaimana diketahui, kongsi GOTO-TOBA telah meresmikan peletakan batu pertama pendirian pabrik motor listrik Electrum di kawasan Kawasan Greenland International Industrial Center atau GIIC, Cikarang, Jawa Barat pada Jumat (23/6).
Analis Samuel Sekuritas, Farras Farhan menilai pabrik baru tersebut akan menguntungkan bagi seluruh ekosistem GOTO. Electrum juga berencana mengumumkan kemitraan strategis baru dengan beberapa mitra bisnis. Electrum berencana untuk menyuplai hingga 2 juta unit motor listrik roda dua ke pasar dalam negeri.
"Dalam tiga tahun ke depan, Electrum menargetkan angka volume penjualan tahunan sebanyak 500.000 unit," ujar Farras, Senin (7/3).
Dengan pasokan tambahan dari pabrik baru, Electrum dapat menjual sepeda motor listrik dengan harga yang lebih rendah, memungkinkannya mereka bersaing dengan merek seperti Volta, Alva, dan lainnya.
Menurut Farras, harga motor listrik ini akan berada di kisaran Rp 20–23 juta/unit, dengan spesifikasi dan konstruksi yang serupa dengan Alva dan/atau Gesits. Dengan demikian, Farras memproyeksikan Electrum berpotensi meraup pendapatan Rp 10–11 triliun dalam tiga tahun ke depan.
Walaupun biaya Research and Development (RnD) mungkin akan tinggi pada tahun-tahun awal, dengan proyeksi tersebut Electrum akan mencapai titik impas setelah 5–7 tahun, sejalan dengan tren di antara produsen motor listrik 2W lainnya.
Atas dasar tersebut, Farras merekomendasikan peringkat beli untuk saham GOTO dengan target harga Rp150 per saham.
Sementara itu, Analis Mirae Asset Sekuritas Jennifer A. Harjono optimis bahwa GOTO dalam jalur yang tepat menuju percepatan profitabilitas, berdasarkan strategi dan hasil kinerja pada kuartal pertama 2023.
Tercatat, GOTO membukukan kenaikan pendapatan bersih 123% menjadi senilai Rp3,3 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,5 triliun.
Meski masih membukukan kerugian Rp 6,6 triliun di kuartal pertama tahun ini. Namun, rugi bersih GOTO tercatat turun 41% dalam setahun terakhir.
Menurut pandangan Jennifer, produk-produk cross-pollination akan menjadi kunci yang merupakan sinergi antar platform dalam ekosistem.
“Sebagai hasilnya, kami melakukan penyesuaian terhadap perkiraan kami dan mempertahankan rekomendasi beli dengan peningkatan target harga saham GOTO sebesar Rp135 per unit,” ungkap Jennifer dalam risetnya.
Awal pekan ini, saham GOTO terpantau bergerak naik 1,82% ke level Rp 112 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 132,65 triliun. Sejak awal tahun ini, saham GOTO menguat 23,08%.