Kurangi Utang Rp 13,2 Triliun, BNBR Pacu Ekspansi Bisnis Berkelanjutan

Lona Olavia
6 Desember 2023, 10:47
Kurangi Utang Rp 13,2 Triliun, BNBR Pacu Ekspansi Bisnis Berkelanjutan
Bakrie & Brothers
Bakrie & Brothers (BNBR)

PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) siap menggeber laju kinerja seiring utang perseroan yang kini berkurang. Penyusutan jumlah utang emiten induk usaha milik Grup Bakrie tersebut sebesar US$ 860,04 juta atau setara Rp 13,23 triliun, terjadi setelah perseroan melunasi utang ke salah satu krediturnya, yakni Glencore International AG pada 1 Desember 2023.

Di sisi lain BNBR juga terus menggenjot upaya transisi ke arah sustainable business. Terutama di sektor industri elektrifikasi transportasi, industri energi baru & terbarukan (EBT) atau green energy, dan industri konstruksi bangunan ramah lingkungan. Usaha ini semakin mempertebal komitmen perusahaan dalam mendukung target net zero emission (NZE) Indonesia 2060.

“Sembari terus mengelola sejumlah unit usaha yang selama ini telah berjalan dengan baik, kami konsisten melanjutkan upaya transisi energi yang berorientasi pada konsep usaha berkelanjutan sesuai prinsip-prinsip environment, social, governance,” kata Direktur Utama & CEO BNBR Anindya Novyan Bakrie dalam keterangan resmi dikutip Rabu (6/12). 

Anindya memaparkan, saat ini perseroan melihat banyak kemungkinan untuk melakukan percepatan laju transisi perseroan menuju sustainable business tersebut. Di BNBR, upaya ini antara lain terlihat dari terus berkembangnya PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) unit usaha di bidang elektrifikasi transportasi. Lalu di PT Helio Synar Energi unit usaha di bidang energi  baru terbarukan dan PT Modula Sustainability Indonesia yang berinvestasi dalam teknologi 3-D printing terbaru dan ramah lingkungan, di bidang konstruksi bangunan.

Kembali ke utang, berdasarkan Novation Agreement dan Settlement Agreement antara Glencore, Telopea, dan BNBR, para pihak sepakat bahwa sejak tanggal 1 Desember 2023, piutang yang dimiliki Glencore atas perseroan telah beralih kepada Telopea. 

Perseroan kemudian menyelesaikan kewajibannya kepada Telopea dengan cara perseroan menyerahkan investasinya di Fitzroy Offshore Ltd kepada Telopea.

“Dengan diterimanya investasi Fitzroy oleh Telopea, maka kewajiban perseroan terhadap Telopea telah lunas,” ucap Sekretaris Perusahaan BNBR Christofer A Uktolsela dalam keterbukaan informasi BEI dikutip Rabu (6/12). 

Secara kinerja keuangan, Direktur Keuangan BNBR Roy Hendrajanto M Sakti mengatakan, perseroan mencatatkan kenaikan net income sebesar 25% secara tahunan dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Perseroan juga mencetak pendapatan bersih sebesar Rp 3,07 triliun, naik 32% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. EBITDA juga tercatat mengalami kenaikan sebesar 81%, dari periode sebelumnya sebesar Rp 152 miliar, menjadi Rp 274 miliar di kuartal tiga 2023.

“Capaian kenaikan pendapatan bersih ini ditopang oleh catatan positif pendapatan sejumlah unit usaha perseroan,” ujar Roy. Adapun aset perseroan mengalami kenaikan secara signifikan dari Rp 17,46 triliun di periode sebelumnya menjadi Rp 20,10 triliun di kuartal tiga 2023.

Sedangkan ekuitas juga meningkat dari sebelumnya sebesar Rp 1,53 triliun, menjadi Rp 2,36 triliun pada kuartal tiga 2023. Hal itu dipicu laba bersih perseroan dan agio saham VKTR saat IPO dan laba tahun berjalan.

Roy menerangkan, perseroan akan mampu secara konsisten melakukan berbagai terobosan untuk memperbaiki posisi keuangan, terutama dengan menyelesaikan proses restrukturisasi utang serta menjalankan program efisiensi di tingkat operasional anak usaha.

“Upaya restrukturisasi utang yang sudah dijalankan sejak beberapa tahun belakangan telah membuahkan hasil yang baik. Pada awal Desember tahun 2023, perseroan kembali berhasil merestrukturisasi utang sebesar Rp 13,23 triliun, sehingga dapat dilihat perbaikan yang drastis dalam neraca perseroan menjadi jauh lebih sehat,” ujar Roy.

Perseroan juga telah melaksanakan konversi Obligasi Wajib Konversi (OWK) dengan jumlah saham baru hasil konversi sebanyak 99,52 miliar saham biasa seri E dengan nilai nominal Rp 64, per saham.

Dengan adanya penambahan saham baru tersebut jumlah modal ditempatkan dan disetor perseroan yang sebelumnya sebesar 22,08 miliar saham menjadi sebesar 121,61 miliar saham setelah pelaksanaan PMTHMETD.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...