OJK Pastikan Merger Bank Nobu dan Bank MNC Rampung Triwulan I 2024
Otoritas Jasa Keuangan atau OJK memastikan kepastian penggabungan usaha alias merger PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) dan PT Bank MNC International Tbk (BABP).
Walau demikian Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae mengatakan ada beberapa kendala teknis dalam proses merger kedua bank itu.
"Soal komposisi saham, fokus bisnis dan segala macam," kata Dian ketika ditemui wartawan di Jakarta, dikutip Sabtu (30/12).
Dian menjelaskan rencana merger kedua bank milik konglomerat itu tidak mungkin dibatalkan, walaupun ada beberapa rintangan dalam prosesnya. Dia juga mengatakan proses merger antara Bank Nobu dan Bank MNC tidak mengganggu kegiatan operasional keduanya.
"Kira-kira di awal tahun, mudah-mudahanlah secepatnya. Paling tidak triwulan pertama harapannya selesai," sebut Dian.
Dian sebelumnya mengatakan jka rencana penggabungan usaha alias merger Bank MNC dengan Bank Nobu memasuki fase kritis. Sedianya, kedua bank ini rampung melakukan merger pada Agustus lalu, namun masih belum terealisasi karena masih ada tarik menarik perihal pihak yang akan menjadi pemegang saham pengendali.
Dirinya menyebut saat ini pengawas perbankan di OJK terus melakukan pemantauan atas perkembangan merger dari kedua bank ini. Ia juga menambahkan, Hary Tanoesoedibjo selaku pemilik Bank MNC dan James Riady pemilik NOBU telah berkomitmen untuk menggabungkan kedua bank.
"Pada saat ini saya mendengar, saat ini adalah saat-saat yang kritikal," ucap Dian, dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK, Selasa (5/9).
Tak hanya itu, menurut Dian, merger kedua bank milik konglomerat itu berjalan alot. Hal itu disebabkan sejumlah faktor mulai dari porsi kepemilikan hingga fokus bisnis ke depan dari bank hasil penggabungan.