Kredit BNI Tumbuh 7,6% Jadi Rp 695 Triliun di 2023
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) membukukan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 7,6% (year-on-year) menjadi Rp 695 triliun pada 2023. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan pertumbuhan kredit didorong oleh ekspansi di segmen kredit berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Penyaluran kredit BNI juga didukung oleh kredit konsumer dan penyaluran kredit anak-anak perusahaan. "Kredit ke korporasi blue chip swasta tumbuh 14,3% secara tahunan, blue chip BUMN tumbuh 11,8% yoy, kredit konsumer tumbuh 13,6% yoy, serta perusahaan anak yang naik 134% yoy," kata Royke dalam paparan kinerja BNI kuartal empat 2023 yang berlangsung secara virtual, Jumat (26/1).
Royke menyebut jika BNI secara proaktif memperluas bisnis dengan fokus pada kualitas aset dan peningkatan transaksional. Dengan kinerja positif di tahun 2023, BNI optimistis dapat terus meningkatkan produktivitas, inovasi, dan ekspansi global.
Selain itu, Royke juga memaparkan harga saham perseroan terus meningkat pasca stock split (pemecahan nilai saham) pada 6 Oktober 2023. Hingga penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia pada 29 Desember 2023, harga saham BBNI ditutup di level Rp 5.375 per lembar atau meningkat 16,5% year to date. Alhasil, nilai kapitalisasi pasar BBNI telah mencapai Rp200,5 triliun
"Peningkatan harga saham ini didukung oleh kepercayaan yang tinggi dari investor, di mana sepanjang tahun 2023 BBNI mencatatkan nilai beli bersih oleh asing mencapai Rp 3,5 triliun," sebut Royke.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan selain dari segmen korporasi dan konsumer, ia juga melihat pertumbuhan kredit yang lebih baik di segmen usaha kecil dan menengah pada 2024.
"Kami telah memperkuat proses kredit manajemen risiko serta credit scoring model yang akan memungkinkan kami tumbuh secara sehat di kedua segmen tersebut," tuturnya.
Novita menargetkan pertumbuhan kredit BNI di kisaran 9% sampai 11% pada 2024. Hal ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan kredit di industri.
BNI juga akan mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK), khususnya pertumbuhan giro dan tabungan. Perusahaan optimistis dana pihak ketiga akan tumbuh lebih baik dibandingkan pertumbuhan tahun lalu yang sebesar 5,4% year on year. Porsi dana murah (CASA) mencapai di atas 70% dari total DPK BNI.