Investasi Boncos, Saratoga Rugi Rp 10,14 Triliun Sepanjang 2023
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membukukan rugi tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik perusahaan Rp 10,14 triliun sepanjang 2023. Dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, perusahaan mampu mencetak laba Rp 4,58 triliun.
Melansir data keuangannya, perusahaan mengalami kerugian bersih atas investasi pada saham dan efek lainnya sebesar Rp 13,81 triliun sepanjang 2023. Padahal, perusahaan mencatatkan keuntungan Rp 3,72 triliun pada peridoe yang sama tahun 2022.
Jika ditelisik lebih lanjut, kerugian yang dialami berasal dari investasi pada saham maupun efek blue chip sebesar Rp 13,52 triliun dari keuntungan di periode yang sama 2022 yakni Rp 4,39 triliun. Sementara dari segmen perusahaan berkembang, Saratoga merugi Rp 201,13 miliar dari sebelumnya yakni rugi Rp 470,12 miliar. Lalu dari segmen teknologi digital, SRTG membukukan rugi Rp 71,73 miliar dan lainnya yaitu Rp 15 miliar.
Di sisi lain perusahaan berhasil memperoleh penghasilan dari dividen, bunga dan investasi sebesar Rp 2,8 triliun, naik 7,47% dibandingkan sebelumnya Rp 2,61 triliun. Rinciannya pendapatan dari dividen yakni Rp 2,78 triliun dan pendapatan bunga serta investasi hanya Rp 24,54 miliar.
Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan mengatakan tahun 2023 merupakan momentum penting bagi Saratoga dalam menjalankan strateginya sebagai perusahaan investasi. Selain mendorong peningkatan dividen di tengah kondisi pasar yang dinamis, menurutnya Saratoga juga berhasil melakukan divestasi dan monetisasi terhadap portofolio yang sudah matang dan menghasilkan return maksimal bagi perusahaan.
"Kami bersyukur pada tahun 2023 Saratoga mampu mencapai rekor pendapatan dividen tertinggi dari perusahaan portofolio, sehingga menjadikan likuiditas perusahaan sangat kuat," tuturnya dalam keterangan resmi perseroan, Selasa (19/3).
Devin juga menyampaikan bahwa di tahun 2023 lalu Saratoga mencatat Nilai Aset Bersih (Net Asset Value/NAV) sebesar Rp 48,9 triliun. NAV tersebut mengalami penurunan 20% dibandingkan tahun 2022. Dia menjelaskan jika gejolak harga komoditas sepanjang tahun 2023 telah berdampak terhadap harga saham-saham perusahaan portofolio utama Saratoga yaitu PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
"Fluktuasi harga saham tersebut ikut berdampak terhadap NAV Saratoga pada akhir tahun lalu,” jelas Devin.
Adapun, beban usaha Saratoga tercatat Rp 222,14 miliar sepanjang 2023. Nilainya turun 4,41% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 232,4 miliar. Saratoga Investama Sedaya mencatatkan penurunan ekuitas 18,43% menjadi Rp 48,78 triliun dari sebelum Rp 59,81 triliun.
Liabilitas SRTG turut menurun 45,46% menjadi Rp 2,15 triliun dibandingkan akhir Desember 2023 Rp 3,95 triliun. Adapun aset perseroan terdilusi 20,11% menjadi Rp 50,94 triliun dari sebelum Rp 63,77 triliun.