AKRA Bukukan Laba Rp 2,78 Triliun di 2023, Pendapatan Turun 11%
Emiten distributor bahan bakar minyak, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mencatatkan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 2,78 triliun sepanjang 2023. Raihan laba AKRA meningkat 12,56% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 2,45 triliun.
Namun AKRA membukukan penurunan pendapatan 11,47% menjadi Rp 42,08 triliun sepanjang 2023. Padahal, perusahaan mampu memperoleh pendapatan Rp 47,53 triliun pada 2022.
Presiden Direktur AKRA Haryanto Adikoesoemo mengatakan perseroan terus mempertahankan momentum pertumbuhannya yang tidak hanya didorong oleh sektor bisnis inti yaitu perdagangan dan distribusi serta logistik. Namun dengan kontribusi yang signifikan dari segmen kawasan industri sepanjang tahun 2023 yaitu Kawasan Ekonomi Khusus JIIPE di Gresik yang mencatatkan penjualan lahan secara signifikan dari perusahaan internasional.
“EBITDA juga tumbuh sebesar 14% menjadi Rp 4,04 triliun dan memungkinkan perusahaan mendanai ekspansi serta membayar dividen interim yang signifikan kepada pemegang saham," tuturnya dalam keterangan resmi, Kamis (21/3).
Dirinya menyebut perdagangan dan distribusi BBM dan bahan kimia dasar terus tumbuh didorong oleh meningkatnya permintaan di Indonesia Timur dimana hilirisasi mineral mendorong peningkatan aktivitas penambangan dan pengolahan. Untuk itu, AKRA berinvestasi pada infrastruktur logistik dan rantai pasokan yang terdiri dari terminal Penyimpanan, Kapal dan mengembangkan lagi platform teknologi informasi perseroan.
Menelisik laporan keuangan perseroan, pendapatan disokong dari kontrak dengan pelanggan dengan total Rp 41,81 triliun. Angka ini turun 11,53% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 47,26 triliun.
Jika dirinci, perolehan kontrak dengan pelanggan terbesar yaitu pendapatan perdagangan dan distribusi bahan bakar minyak atau BBM dari pihak ketiga sebesar Rp 31,86 triliun sepanjang 2022. Dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 36,32 triliun.
Selain itu, perusahaan juga memperoleh pendapatan dari perdagangan serta distribusi kimia dasar senilai Rp 38,21 triliun dari sebelum Rp 44,69 triliun. AKRA juga mengantongi pendapatan dari penjualan tanah kawasan industri sebesar Rp 2,06 triliun, jika dibandingkan sebelumnya Rp 931,03 miliar.
Namun demikian, perusahaan harus mencatatkan beban pokok penjualan dan pendapatan yang bernilai jumbo Rp 37,61 triliun. Walaupun nilai beban pokok penjualan dan pendapatan di 2023 menurun 13,1% dari sebelumnya Rp 43,28 triliun.
Dalam laporan keuangannya, beban tebanyak berasal dari beban pokok pendapatan kimia dasar dan BBM sejumlah Rp 34,28 triliun. Perusahaan mengakumulasikan nilai beban perddagangan dan distribusi Rp 34,93 triliun. Di sisi lain, beban usaha AKRA tercatat Rp 974,87 miliar dari sebelum Rp 1,12 triliun.
Total ekuitas yang dicatatkan oleh AKR Corporindo Rp 14,04 triliun naik 6,75% dari Desember 2022 yakni Rp 13,15 triliun. Sementara total liabilitas perseroan sejumlah Rp 16,21 triliun dari sebelum Rp 14,03 triliun. Aset AKRA sepanjang 2023 tercatat Rp 30,255 triliun dari sebelumnya Rp 27,18 triliun.