Prajogo Pangestu Masuk Daftar 27 Orang Terkaya Dunia, Salip Bos Uniqlo
Konglomerat Prajogo Pangestu masuk daftar 27 orang paling kaya di dunia menurut Forbes. Total kekayaan bersihnya mencapai US$ 43,4 miliar atau setara Rp 697 triliun.
Kekayaan bersih Prajogo menjadikannya pemilik Barito Pacific Group ini menjadi orang paling kaya di Indonesia mengalahkan Low Tuck Kwong, pemilik Bayan Resources dan Hartono Bersaudara pemilik Grup Djarum.
Mafhum saja, melalui PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), perusahaan energi baru terbarukan ini menguasai kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rp 1.264 triliun mengalahkan rekor yang selalu dipuncaki sebelumnya oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Prajogo juga memiliki perusahaan yang lebih dulu melantai di bursa dengan kapitalisasi pasar jumbo seperti PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) Rp 696 triliun, PT Barito Pacific Tbk (TPIA) Rp 91,87 triliun hingga PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) Rp 84,31 triliun.
Sedangkan di level dunia, kekayaan Prajogo lebih tinggi dari Phil Knight dan keluarga, pemilik dan pendiri brand Nike US$ 40,9 miliar dan Tadashi Yanai US$ 42,8 miliar, CEO brand fesyen kenamaan Uniqlo.
Seperti dikutip dari Forbes, jumlah orang paling kaya sejagad terus bertambah menjadi 2.781 orang, lebih banyak 141 dari tahun lalu meskipun dibayangi risiko geopolitik hingga inflasi yang terus berlanjut.
Perhitungan kekayaan bersih ini pada harga saham yang terafiliasi dari masing-masing konglomerat dan nilai tukar per 8 Maret 2024.
Total kekayaan bersih para miliarder dunia ini sebesar $14,2 triliun, naik sebesar $2 triliun dari tahun 2023 dan $1,1 triliun di atas rekor sebelumnya.
Sebagian besar keuntungan berasal dari 20 besar, yang menambahkan total kekayaan sebesar $700 miliar sejak 2023, dan dari Amerika Serikat, yang kini memiliki rekor 813 miliarder dengan total kekayaan bersih mencapai $5,7 triliun.
Cina berada di urutan kedua dengan miliarder terbanyak yakni 473 orang, termasuk Hong Kong dengan nilai kekayaan $1,7 triliun, meskipun belanja konsumen yang lemah dan kegagalan pasar real estat menggerus sekitar $300 miliar kekayaan. India, yang memiliki 200 milarder menempati peringkat ketiga juga tak kalah mencatatkan rekor.
