Surya Semesta Internusa Gandeng Investor Strategis ke SCS Rp 3,1 T

Nur Hana Putri Nabila
16 Mei 2024, 20:03
Ilustrasi saham Surya Semesta Internusa
Pexels
PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) akan mengalihkan 55,81 juta sahamnya di PT Suryacipta Swadaya (SCS) kepada PT Anarawata Puspa Utama (APU).
Button AI Summarize

PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) dan PT Anarawata Puspa Utama (APU) telah menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham dan Pengambilan Saham-saham Baru atas perusahaan anak PT Suryacipta Swadaya (SCS). Dalam transaksi tersebut, APU akan mengakuisisi saham SCS senilai Rp 3,1 triliun dari Surya Semesta dan penerbitan saham baru SCS.

Pada skema pertama, SSIA akan mengalihkan 55.808.781 saham miliknya di SCS senilai Rp 169,8 miliar kepada APU. Kemudian, APU akan membeli 962.701.486 saham baru yang diterbitkan SCS senilai Rp 2,9 triliun.

Presiden Direktur SSIA Johannes Suriadjaja mengatakan setelah transaksi tersebut, SCS masih tetap akan menjadi perusahaan anak yang terkonsolidasi pada SSIA. Perusahaan masih memiliki 1,77 miliar saham atau setara 63,5% kepemilikan di SCS.

SSIA akan meminta persetujuan dari pemegang saham atas rencana transaksi itu dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada 21 Juni 2024.

Johannes menyebut APU merupakan investor strategis yang memiliki visi dan tujuan yang sama dengan perusahaan. APU juga diyakini akan mengembangkan bisnis SSIA menjadi lebih besar lagi.

"Dengan adanya investor strategis melalui rencana transaksi ini akan semakin memperkuat struktur permodalan SCS dengan mengurangi utang bank dan secara tidak langsung mengurangi biaya bunga, serta menambah ekuitas yang akan membuat SCS lebih kompetitif," ujar Johannes, dalam siaran pers, Kamis (16/5).

SSIA menyebut tambahan dana dari APU akan membuat SCS lebih cepat mengembangkan Kawasan Industri Subang Smartpolitan. Hal ini akan menjadi daya tarik bagi para calon pembeli lahan di Kawasan Industri Subang Smartpolitan.

Johannes menyebut kinerja perseroan menunjukkan kinerja bagus. Perusahaan optimistis tiga bisnis utamnya akan berkinerja sangat baik pada tahun ini, khususnya dalam penjualan lahan industri yang menunjukkan siklus naik seperti pada periode 2010-2011.

Pada 30 April 2024, produsen kendaraan listrik terbesar asal Cina, BYD, menjadi salah satu tenant utama di Subang Smartpolitan. BYD menjadi penyewa terbesar pertama di kawasan industri tersebut dan menempati area lebih dari 108 hektare. Johannes menyebut pendirian pabrik kendaraan listrik BYD di Subang Smartpolitan menjadi langkah penting dalam mendorong mobilitas berkelanjutan di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.

Sementara itu, produsen motor listrik nomor satu di Cina PT Yadea Teknologi Indonesia telah melakukan groundbreaking pabrik manufakturnya di Suryacipta City of Industry, Karawang, pada 13 Mei lalu. Pabrik Yadea menempati area seluas 27 ha. Pabrik ini juga merupakan pabrik Yadea yang terbesar di Asia Tenggara.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...