Pertamina, PLN, dan BRI Masuk Daftar Fortune 500 Southeast Asia
Fortune meluncurkan peringkat 500 Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara atau Fortune Southeast Asia 500 untuk 2024. Indonesia mendominasi dengan 110 perusahaan masuk ke dalam daftar bergengsi ini.
PT Pertamina meraih posisi ketiga, PT PLN di posisi keenam, sedangkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) di posisi ke-15. Delapan perusahaan Indonesia masuk posisi 20 besar berdasarkan profitabilitas, termasuk PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).
Fortune memeringkat perusahaan-perusahaan terbesar di Asia Tenggara berdasarkan pendapatan tahun fiskal 2023. Fokus Fortune pada kawasan ini muncul karena Asia Tenggara semakin penting dalam ekonomi global karena pergeseran rantai pasokan dan perkembangan pesat ekonomi kawasan tersebut.
Ranking perdana ini mencakup perusahaan dari tujuh negara Asia Tenggara, yakni Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, dan Kamboja. Sebanyak 110 perusahaan Indonesia masuk ke dalam daftar ini. Thailand menyusul dengan 107 perusahaan, Malaysia 89 perusahaan, dan Singapura 84 perusahaan. Sementara itu, Vietnam memasukkan 70 perusahaan dalam daftar tersebut, Filipina 38 perusahaan, dan Kamboja dua perusahaan.
Fortune menyebut Trafigura, perusahaan perdagangan komoditas yang berbasis di Singapura, merupakan perusahaan yang berada di nomor satu dalam daftar ini. Trafiguta memiliki pendapatan US$244 miliar (Rp 3,99 kuadriliun) pada 2023 lalu. Perusahaan perdagangan komoditas mineral, logam, dan energi ini memiliki karyawan paling sedikit di antara sepuluh perusahaan yang berada di posisi teratas Fortune Southeast Asia 500.
PTT Thailand berada di posisi kedua disusul Pertamina di posisi ketiga. Singapura mendominasi posisi sepuluh besar. Setelah Trafigura, ada Wilmar di posisi keempat, Olam nomor 5, Flex di nomor delapan, dan DBS di posisi kesepuluh.
"Sepuluh perusahaan terbesar dalam daftar tersebut melaporkan pendapatan sebesar US$650 miliar (Rp 10,6 kuadriliun). Itu menyumbang lebih dari sepertiga pendapatan untuk tahun fiskal 2023 di 500 Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara yang melaporkan total pendapatan US$1,8 triliun," tulis Fortune dalam keterangan tertulis, Selasa (18/6). Ambang batas pendapatan minimum untuk masuk ke daftar ini adalah US$460,8 juta.
Secara keseluruhan, pendapatan dan laba menyusut untuk setahun terakhir pada 500 Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara. Hal ini disebabkan oleh pasar energi yang lemah. Perusahaan yang tumbuh cepat dalam daftar ini termasuk PT Harita Nickel Tbk (NCKL) dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA).
“Fortune Southeast Asia 500 mencerminkan kawasan yang dinamis dan cepat berubah, kawasan yang ekonomi intinya tumbuh jauh lebih cepat daripada Eropa atau Amerika Serikat," kata Clay Chandler, Pemimpin Redaksi Fortune untuk kawasan Asia.
Asia Tenggara mengambil peran yang jauh lebih penting dalam ekonomi global. Hal ini juga didorong oleh langkah sejumlah perusahaan multinasional Global 500 telah mengalihkan lebih banyak rantai pasokan mereka ke negara-negara Asia Tenggara.
Berikut ini 15 perusahaan Fortune Southeast Asia 500:
1. Trafigura Group
2. PTT
3. Pertamina
4. Wilmar International
5. Olam Group
6. PLN
7. CP All
8. Flex
9. San Miguel
10. DBS Group Holdings
11. United Overseas Bank
12. Oversea-Chinese Banking
13. Charoen Pokphand Foods
14. Indorama Ventures
15. Bank Rakyat Indonesia
Daftar lengkap bisa dilihat di sini